TintaTeras

Biografi Aristoteles Onassis – Milyarder Sukses Yang Berawal Dari Kelemahan Dan Kegagalan

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Biografi Aristoteles Onassis. Dalam menggapai mimpi tidak gampang diperlukan usaha keras dan aneka macam macam kegagalan. Seperti dongeng tokoh milyarder satu ini yang sukses dimana semua berawal dari kelemahan dan juga kegagalan. Aristoteles Onassis dilahirkan pada tanggal 20 Januari 1906 di Simyrna, suatu kota Yunani yang sejahtera di pantai Barat Turki. Konon, beliau lahir dari suatu keluarga miskin, yang hidupnya selalu kelemahan. Konon, ayahnya ialah penjaja barang jualan produksi sendiri dari pintu ke pintu, dan ibunya pembantu rumah tangga. Onassis tidak pernah mencoba meluruskan pendapat orang banyak tentang abad lalunya, sekurang-kurangnya dimuka umum, alasannya adalah kisah-cerita seperti itu umumnya malah menambah cemerlang aura misteri yang mengelilingi dirinya. Ia senantiasa menyadari pentingnya gambaran diri seseorang dalam meraih sukses, sebuah hal yang hendak kita bicarakan lagi nanti.

Dalam kenyataan, ayah Onassis adalah seorang pedagang grosir yang berkecukupan dan mempunyai nama karena beliau juga menjabat presiden suatu bank dan rumah sakit setempat. Namun Onassis bukan mahir waris kekayaan ayahnya, dan ia menjadi kaya karena kekayaan keluarganya. Seperti yang akan kita lihat, beliau pergi ke Amerika Serikat dikala terjadi pertikaian keluarga selagi ia berumur 17 tahun. Ia menenteng bekal $450 dalam sakunya, itu pun cuma $250 yakni duit dari keluarganya. Ayahnya dengan enggan menunjukkan duit sebanyak itu yang gres diberikan pada dikala akan terpisah, alasannya beliau tidak baiklah dengan kepergiannya. Ayah dan anak memang tidak pernah erat, sebuah hal yang asing di antara keluarga Yunani di tanah air. Ayah Onassis yang dibesarkan pada sebuah pertanian dengan sulit payah mengumpulkan kekayaan.

Wataknya sangat disiplin dan keras. Walaupun selalu sadar akan rasa tanggung-jawab, ia bukanlah seorang yang dapat disebut hangat dan menawan. Segera Onassis memberontak terhadap setiap bentuk disiplin. Sejak anak sampai akil balig cukup akal beliau banyak menimbulkan kericuhan dan geger, duri di mata ayahnya. Hubungan mereka bertambah rumit lagi karena sebuah kenyataan lain. Ibunya, Penelope, meninggal dikala Onassis gres berumur enam tahun. Hanya 18 bulan setelah itu ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita bernama Helen. Onassis menatap ibu tirinya sebagai orang lain yang menyelundup, dan jadinya perempuan ini tidak mendapat tempat sedikit pun di hatinya. Di sekolah, beliau udik dan suka mencari perkara, mengikuti teladan banyak orang kaya. Tidak abnormal kalau ia diusir dari beberapa sekolah. Ia paling sering menduduki ranking terbawah di kelasnya. Salah seorang gurunya berkata: Teman-sobat sekelas memuja ia, tetapi gara guru dan keluarganya berputus asa. Selagi dia masih muda, dengan mudah orang mampu menyaksikan bahwa dia akan menjadi seorang di antara mereka yang akan merusak diri sama sekali atau berhasil secara gilang-gemilang.

Walaupun raport Ari di sekolah jauh dari anggun, bakatnya untuk berjualan dan mencari duit sudah tampak sejak dini. Mungkin anekdot berikut dapat pertanda. Salah seorang temannya yang telah merancang suatu kitiran kecil, sebuah mainan sederhana yang terdiri atas baling-baling kertas berpasak jarum yang ditancapkan pada sepotong kayu. Bangga atas prestasinya, anak itu dengan berani menciptakan beberapa buah dan menjajal menjualnya.

Sebuah kisah lain menggambarkan bakat bisnis Onasis pada abad mudanya. Pada sebuah hari, sebuah kebakaran terjadi di gudang sekolah di kota kawasan kelahirannya. Onasiss berbelanja seonggok pinsil bekas kebakaran itu dengan harga ramah biaya. Ia menanamkan sedikit modal dengan membeli dua ala peruncing pinsil. Ia, berdua dengan temannya, mulai membersihkan bab-bagian pinsil yang hangus. Kemudian ia memasarkan pinsil-pinsil itu kembali kepada teman-sobat di sekolah dengan harga sangat murah, namun tetap menawarkan untung cukup besar. Mungkin teladan ini biasa-umumsaja, namun justru pekerjaan seperti inilah kelak bisnis besar Onassis. Ia memperbaiki kapal-kapal laut yang rusak dan menjadikannya layak melaut, dan menjualnya dengan harga yang jauh lebih tinggi, pastinya. Di sekolah, waktu berlangsung terus, tetapi Onassis tidak bertambah maju. Tahun 1922 mulai tidak mengasyikkan. Banyak teman sekelasnya pergi untuk menuntut ilmu di universitas-universitas besar di Eropa. Tetapi Onassis sendiri tidak lulus.

Masa depan terlihat suram baginya. Beberapa hari sehabis upacara penyerahan ijazah, salah seorang temannya melihat Onassis berlangsung tanpa tujuan di taman kota. Ia menjajal menghibur hati Onassis. Pada tahun 1922, invasi Turki menimbulkan bayangan gelap pada abad cukup umur Onassis yang penuh gejolak. Smyrnba diduduki dan warga kota dibabat habis tanpa belas kasih. Ayah Onassis, seorang tokoh yang terkenal luas, dipenjarakan dan Ari menjadi kepala rumah tangga pada usia 16 tahun. Ini kala yang merepotkan baginya. Dan pada abad ini beliau menerapkan kehebatannya selaku diplomat dan kemampuannya untuk bertahan dalam kondisi apa pun.

Masa yang merepotkan ini justru ialah pengalaman yang tepat untuk membentuk wataknya. Onassis mendarat di Buenos Aires pada tanggal 21 September 1923. Bawaannya suatu koper bau tanah dan uang sebanyak $450. Tetapi di dalam dirinya dia membawa bekal yang lebih berharga: tekad keras untuk menunjukan kepada ayahnya bahwa ia mampu menjadi kaya tanpa pemberian ayahnya. Rasa yakin diri ini akan dibawanya sepanjang hayatnya. Tanpa diploma, tanpa pekerjaan, uang dan koneksi orang kuat, Onassis terpaksa mulai dengan melakukan aneka pekerjaan bergairah. Ia menjadi kenek tukang watu, kuli pengangkut bata pada sebuah proyek pembangunan, tukang cuci piring di restoran, dan kesannya menjadi magang instalator listrik di River Plate United Telepchone Co. Bagi seseorang dengan ego yang sehat mirip ia, ini bukan prestasi yang patut.

Akhir tahun 1922 menandai suatu keputusan besar bagi kehidupan Onassis. Kegagalan pertamanya sebagai pemilik kapal tidak membuat dia mundur untuk tetap menanamkan uang dalam sektor itu. Ia sudah gandrung akan perkapalan. Ia tergerak oleh dogma batin bahwa kapal sajalah yang hendak membawa beliau ke jenjang berhasil. Maka, dikumpulkannya semua uang miliknya, yang waktu itu telah lumayan, kemudian berangkat ke London. Ia baru berusia 26 tahun. Ia telah diketahui karena reputasinya sebagai seorang usahawan yang berani, terlebih sehabis penunjukannya selaku Konsul Jenderal Yunani di Buenos Aires. Namun fungsi diplomatik ini tidaklah menguras banyak waktunya.

Pasar, yang menderita berat akibat jatuhnya pasar modal Wall Street tahun 1929, menawarkan peluang baik bagi para investor. Kapal-kapal menjadi murah, jauh di bawah harga semula. Langkah paling baik ialah berbelanja kapal-kapal berusia 10 tahunan. Kapal sebesar sembilan ton yang semula harganya $1.000.000, kini hanya laris dijual $20.000, kira-kira seharga suatu Rolls-Royce. Apa yang dikerjakan Onassis selagi masih kanak-kanak sekarang akan terulang, namun barang bekasnya yakni kapal.

Walaupun kini bisnisnya di London. Onassis membeli kapal pertamanya, dua buah kapal renta masing-masing seharga $20.000, di Montreal. Kedua kapal yang bernama 12 Miller dan Spinner, diganti namanya menjadi Onassis Socrates dan Onassis Penelope, sebagai tanda penghormatan kepada kedua orang tuanya. Untuk mendapatkan untung dalam bisnis perkapalan, pentinglah memperhatikan turun naiknya biaya muatan dan menciptakan keputusan yang tepat. Onassis bisa dalam hal ini. Lebih dari itu, dia seorang optimis yang tak pernah mundur. Dengan sifat petualang dan keberaniannya, ia segera menonjol di antara pemilik-pemilik kapal Yunani lain yang berpangkalan di London, sebab tidak seperti mereka, ia tidak memiliki pemikiran wacana krisis ekonomi. Mereka, beliau tidak takut menanamkan uangnya.

Kegesitan dan diplomasi bawaannya dengan segera mengantar ia ke kelompok masyarakat kelas tinggi. Tidak boleh dilupakan, salah satu pelicin jalan dalam kenaikannya ke kelas elit yaitu kekerabatan dengan salah satu perempuan simpanannya yang pertama, si elok dari Norwegia Ingeborg Dedichen, putri seorang pemilik kapal yang terkenal.

Pada penghujung tahun 1947, Onassis melalui ambang lain dalam kariernya yang gemilang. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia akan mulai secara sistematis menerapkan prinsip yang diketahui sebagai OPM (Other People’s Money, Uang Orang Lain UOL), dengan meminjam terhadap Metropolitan Life Insurance Company sebesar $40 juta untuk membangun kapal-kapal baru. Sebagai siasat dia memakai suatu perusahaan minyak sebagai kawan. Onassis akan mengangkut minyak mereka dan kontraknya akan tetap berlaku sampai habisnya batas waktu utang. Karena perusahaan minyak pada waktu itu sungguh terandalkan, meminjam atas nama perusahaan itu sangat gampang. Dalam arti tertentu, badan keuangan meminjamkan uang terhadap perusahaan minyak, bukan terhadap Onassis. Onassis sering mengenang kala itu dengan berbangga diri.

Dikatakannya bahwa perusahaan minyak yang kaya itu dalam relasi dengan kapal-kapal Onassis yakni ibarat seorang penyewa dengan rumah yang dihuninya dengan membayar duit sewa. Kalau yang menyewa yaitu Rockefeller, tidak menjadi soal apakah atapnya bocor atau bergenting emas. Kalau Rockefeller menyanggupi mengeluarkan uang duit sewanya, siapa saja bersedia memperlihatkan sumbangan untuk mengurusi rumah itu. Keadaan itu berlaku pula untuk kapal-kapal Onasssis.

Prinsip ini kini lumrah sekali. Prinsip inilah dasar segala investasi pembangunan real-estate. Bila seorang meminjam duit untuk suatu bangunan bisnis, bank bahwasanya meminjamkan uangnya terhadap penyewa bangunan itu. Merekalah yang hendak mengembalikan uangnya, terkecuali bangunan itu milik seorang penanam modal. Prinsip ini pada zaman Onassis termasuk revolusioner, dan keorisinal ide Onassis pantas dipuji sebab sebagian besar pemilik kapal Yunnai pada waktu itu berpegang pada prinsip: Mau mampu kapal, bayar uang kontan. Walaupun beliau seorang inovator sejauh dia tidak menggunakan metode-metode para pesaingnya, dia bukanlah penemu OPM, walaupun mungkin dia menyatakan begitu.

Konsep ini lahir dari otak Daniel Ludwig, seorang pebisnis Amerika yang kaya. Dia telah mulai menanamkan uang dalam kapal armadanya bahkan jauh lebih unggul daripada milik Onassis dan kemudian beralih ke usaha real estate. Sudah sejak tahun 1930-an Ludwig menyebarkan apa yang kelak menjadi praktek umumdi mana-mana. Gagasan itu muncul dalam benaknya sesudah sebuah Bank menolak permintaannya untuk meminjam duit yang akan digunakannya untuk membeli kapal dan merombaknya menjadi kapal tangki. Onassis meninggal pada tanggal 15 Maret 1975, namun dalam menjelang tamat hayatnya beliau minta terhadap salah satu akuntannya apakah ia mampu menyampaikan besarnya laba yang dimilikinya secara cepat dengan pembulatan ke angka sepuluh dolar. www.biografiku.com

Artikel Menarik Lainnya: