TintaTeras

Biografi Dr. Yusuf Al Qaradhawi

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Biografi Dr. Yusuf  Al Qaradhawi. Syaikh Yusuf Qardhawi diketahui selaku salah satu ulama islam di dunia dikala ini. Dr. Yusuf al-Qaradhawi lahir di Desa Shafat at-Turab, Mahallah al-Kubra, Gharbiah, Mesir, pada 9 September 1926. Nama lengkapnya yaitu Yusuf bin Abdullah bin Ali bin Yusuf. Sedangkan al-Qaradhawi merupakan nama keluarga yang diambil dari nama daerah daerah mereka berasal, adalah al-Qardhah. Ketika usianya belum genap 10 tahun, ia sudah mampu menghafal Al-Qur’an al-Karim. Seusai menamatkan pendidikan di Ma’had Thantha dan Ma’had Tsanawi, beliau meneruskan pendidikan ke Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar, Kairo,

Hingga menyelesaikan program doktor pada tahun 1973. Untuk meraih gelar doktor di Universitas al-Azhar, Kairo, dia menulis disertasi dengan judul “Zakat dan Pengaruhnya dalam Mengatasi Problematika Sosial”. Disertasi ini sudah dibukukan dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, tergolong dalam edisi bahasa Indonesia. Sebuah buku yang sungguh konprehensif membahas dilema zakat dengan nuansa modern.

Kehidupan Syaikh Yusuf Qardhawi

Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor, karena beliau sempat meninggalkan Mesir akhir kejamnya rezim yang berkuasa saat itu. Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961 dan di sana sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, dia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia menerima kewarganegaraan Qatar dan menyebabkan Doha sebagai daerah tinggalnya. Selain itu, pada tahun 1957, Yusuf al-Qaradhawi juga meluangkan diri memasuki Institut Pembahasan dan Pengkajian Arab Tinggi dengan menjangkau diploma tinggi bahasa dan sastra Arab.

Dalam perjalanan hidupnya, Qardhawi pernah mengenyam “pendidikan” penjara semenjak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja Faruk, beliau masuk bui tahun 1949, dikala umurnya masih 23 tahun, sebab keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April tahun 1956, dia ditangkap lagi dikala terjadi Revolusi Juni di Mesir. Bulan Oktober kembali dia mendekam di penjara militer selama dua tahun. Qardhawi populer dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat tidak boleh selaku khatib di sebuah masjid di kawasan Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini biasa tentang ketidak adilan rejim dikala itu.

Keluarga Yusuf Qardhawi 

Qardhawi mempunyai tujuh anak. Empat putri dan tiga putra. Sebagai seorang ulama yang sungguh terbuka, beliau membebaskan anak-anaknya untuk berguru apa saja sesuai dengan minat dan talenta serta kecenderungan masing-masing. Dan hebatnya lagi, beliau tidak membedakan pendidikan yang harus ditempuh anak-anak perempuannya dan anak laki-lakinya.

Salah seorang putrinya mendapatkan gelar doktor fisika dalam bidang nuklir dari Inggris. Putri keduanya menemukan gelar doktor dalam bidang kimia juga dari Inggris, sedangkan yang ketiga masih menempuh S3. Adapun yang keempat telah menuntaskan pendidikan S1-nya di Universitas Texas Amerika. Anak pria yang pertama menempuh S3 dalam bidang teknik elektro di Amerika, yang kedua mencar ilmu di Universitas Darul Ulum Mesir. Sedangkan yang bungsu telah menyelesaikan kuliahnya pada fakultas teknik jurusan listrik.

Dilihat dari beragamnya pendidikan anak-anaknya, kita mampu membaca sikap dan pandangan Qardhawi terhadap pendidikan modern. Dari tujuh anaknya, hanya satu yang belajar di Universitas Darul Ulum Mesir dan menempuh pendidikan agama. Sedangkan yang yang lain, mengambil pendidikan lazim dan semuanya ditempuh di mancanegara. Sebabnya yakni, sebab Qardhawi ialah seorang ulama yang menolak pembagian ilmu secara dikotomis. Semua ilmu mampu islami dan tidak islami, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, berdasarkan Qardhawi, sudah menghambat perkembangan umat Islam.

Yusuf Qardhawi dikenal sebagai ulama dan pemikir islam yang unik sekaligis istimewa, keunikan dan keistimewaanya itu tak lain dan tak bukan ia memiliki cara atau metodologi khas dalam memberikan risalah islam, karena metodologinya itulah ia gampang diterima di golongan dunia barat sebagai seorang pemikir yang senantiasa menampilkan islam secara ramah, santun, dan moderat, kapasitasnya itulah yang menciptakan Qardhawi acap kali menghadiri pertemuan internasional para pemuka agama di Eropa maupun di Amerika selaku wakil dari kalangan islam.

Kiprah dan fatwa Yusuf Qardhawi

Dalam lentera pedoman dan dakwah islam, kiprah Yusuf Qardhowi menempati posisi vital dalam pergerakan islam kekinian, waktu yang dihabiskannya untuk berkhidmat terhadap islam, bercearamah, memberikan problem duduk perkara faktual dan keislaman di aneka macam tempat dan negara menjadikan dampak sosok sederhana yang pernah dipenjara oleh pemerintah mesir ini sungguh besar di aneka macam bagian dunia, terutama dalam pergerakan islam kontemporer melalui karya karyanya yang mengilhami kebangkitan islam moderen.

Buku Yusuf Qardhawi

Sekitar 125 buku yang telah beliau tulis dalam banyak sekali demensi keislaman, sedikitnya ada 13 aspek klasifikasi dalam karya karya Qardhawi, mirip problem duduk perkara : fiqh dan ushul fiqh, ekonomi islam, Ulum Al Alquran dan As sunnah, keyakinan dan filsafat, fiqh prilaku, dakwah dan tarbiyah, gerakan dan kebangkitan islam, penyatuan fatwa islam, wawasan islam lazim, serial tokoh tokoh islam, sastra dan lainnya. sebagian dari karyanya itu telah diterjemahkan ke berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia, tercatat, sekurang-kurangnya 55 judul buku Qardhawi yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia. Selain peran pokoknya sebagai pengajar dan da’i, ia aktif pula dalam banyak sekali kegiatan sosial untuk menolong kerabat-saudaranya, umat Islam, di berbagai kepingan dunia.

Artikel Menarik Lainnya: