Pendahuluan
HIV/AIDS ialah salah satu pandemi global yang masih menjadi perhatian utama dunia kesehatan. Penyakit ini disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang metode kekebalan badan insan. HIV/AIDS mampu menular lewat aneka macam cara, dan pemahaman perihal cara penularannya sungguh penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
1. Hubungan Seksual
Hubungan seksual ialah salah satu cara utama penularan HIV/AIDS. Virus HIV dapat ditularkan lewat korelasi seksual tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi. Penularan mampu terjadi baik melalui relasi seksual vagina, anal, maupun oral. Risiko penularan HIV lewat hubungan seksual lebih tinggi jika salah satu pasangan memiliki luka terbuka atau abses menular seksual lainnya.
2. Berbagi Jarum Suntik
Berbagi jarum suntik ialah cara penularan HIV/AIDS yang biasa terjadi di golongan pengguna narkoba suntik. Ketika seseorang menggunakan jarum suntik yang sudah terkontaminasi HIV dan lalu digunakan oleh orang lain, virus tersebut dapat dengan gampang ditularkan. Oleh alasannya itu, sangat penting untuk tidak berbagi jarum suntik dan peralatan suntik yang lain.
3. Transfusi Darah
Transfusi darah dulu pernah menjadi salah satu cara penularan HIV/AIDS. Namun, sejak adanya teknologi uji darah yang mutakhir, risiko penularan melalui transfusi darah sudah sangat berkurang. Pemeriksaan darah donor sebelum transfusi dan pemeriksaan rutin kepada pasien-pasien yang sering transfusi darah menjadi langkah-langkah penting dalam menghalangi penularan HIV lewat transfusi darah.
4. Transmisi Vertikal
Transmisi vertikal terjadi dikala seorang ibu yang terinfeksi HIV menularkan virus tersebut terhadap bayinya selama kehamilan, persalinan, atau lewat ASI. Dengan pengobatan yang tepat selama kehamilan dan persalinan, risiko transmisi vertikal dapat dikurangi secara signifikan. Namun, sungguh penting bagi ibu hamil yang terinfeksi HIV untuk segera mencari perawatan medis untuk mencegah penularan virus terhadap bayinya.
5. Penggunaan Barang Bersama
Penggunaan barang bersama mirip sikat gigi, alat cukur, atau alat mandi juga dapat menjadi cara penularan HIV/AIDS kalau terdapat darah yang tercemar virus HIV. Oleh alasannya itu, hindari penggunaan barang bersama dengan orang lain yang nyata HIV dan tentukan untuk menggunakan alat-alat eksklusif secara perorangan.
6. Kontak Darah ke Luka Terbuka
Kontak darah ke luka terbuka merupakan cara penularan HIV/AIDS yang jarang terjadi, namun tetap memungkinkan. Jika seseorang dengan luka terbuka atau luka sayatan terkena darah yang terinfeksi HIV, maka virus tersebut dapat masuk ke dalam badan dan mengakibatkan jerawat. Penting untuk menjaga kebersihan luka dan secepatnya membersihkannya bila terjadi kontak darah dengan luka terbuka.
7. Penularan Melalui Benda Tumpul
Penularan lewat benda tumpul mirip jarum bekas suntik, pisau cukur, atau alat manicure juga dapat terjadi jikalau terdapat darah yang terinfeksi HIV pada benda tersebut. Untuk menghalangi penularan lewat benda tumpul, tentukan untuk tidak memakai alat-alat tajam bareng dengan orang lain dan selalu membersihkannya sebelum digunakan.
8. Penularan Melalui Air Liur
Penularan lewat air liur masih menjadi perdebatan di kelompok ahli, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa risiko penularan HIV lewat air liur sangat minim. Meskipun demikian, sebaiknya hindari kontak langsung dengan air liur orang yang diketahui terinfeksi HIV untuk meminimalisir risiko penularan.
Kesimpulan
Melalui artikel ini, kita dapat memahami bahwa HIV/AIDS mampu menular melalui banyak sekali cara yang telah disebutkan di atas. Penting untuk memajukan kesadaran masyarakat wacana cara penularan HIV/AIDS supaya dapat menghalangi penyebaran penyakit ini. Selalu ingat untuk menggunakan kondom dikala bekerjasama seksual, tidak berbagi jarum suntik, dan menghindari kontak darah langsung dengan orang lain untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekeliling kita dari risiko HIV/AIDS.