TintaTeras

Biografi Edward Teller, Cerita Fisikawan Keturunan Yahudi Penemu Dari Bom Nuklir (Hidrogen)

Feed,  Tokoh Fisika

Edward Teller diketahui sebagai seorang fisikawan Amerika keturunan Yahudi penemu dari Bom Nuklir atau Bom Hidrogen. Edward Teller yakni salah satu ilmuwan yang mempunyai jasa dibidang fisika. Bom Nuklir temuannya merupakan bom dengan daya ledak terkuat sepanjang sejarah mengalahkan bom atom. Bom Nuklir dihasilkan lewat proses fusi (penggabungan) inti atom. Bagaimana kisahnya?

Biografi Edward Teller

Biografi Edward Teller

Nama asli Edward Teller ialah Teller Ede. Ia lahir di Budapest, Austria-Hongaria, pada tanggal 15 Januari 1908. Ia merupakan keturunan Yahudi dari keluarga pasangan Miksa Teller dan Ilona.

Masa Kecil

Seperti Albert Einstein dan Feynman, Edward Teller juga berbicara sungguh lambat dikala kecil. Walaupun kesanggupan berbicaranya sangat lambat namun ia sungguh menggemari perkiraan.

Teller meninggalkan tanah kelahirannya Hongaria pada tahun 1926 sebab perlakuan diskriminatif ketika itu dibawah rezim Miklós Horthy. Ia bersama keluarganya pindah ke Jerman.

Dalam Biografi Edward Teller dimengerti bahwa Ketika Teller masih sangat muda, dia mengalami kecelakaan dimana kaki kanannya terputus di Munich, Jerman. Disini dia diharuskan memakai kaki imitasi dan menderita kepincangan sepanjang hidupnya.

Lulusan Teknik Kimia

Edward Teller menuntaskan pendidikannya di jurusan teknik kimia Universitas Karlsruhe, Jerman. Pada tahun 1930 ia mendapatkan gelar Ph.D. dalam ilmu fisika di bawah bimbingan Werner Heisenberg di Universitas Leipzig.

Disertasi Edward Teller membahas tentang mekanika kuantum dan ion molekul hidrogen. Pada 1930, Edward Teller berteman dengan fisikawan Rusia bernama George Gamow dan Lev Landau.

Biografi Edward Teller

Ia juga menjalin relasi persahabatan dengan fisikawan Ceko, George Placzek yang juga sangat berperan penting dalam pengembangan ilmiah dan kehidupan filosofisnya. Placzek juga yang mengontrol pertemuan Teller dengan Enrico Fermi di Roma pada tahun 1932, sehingga Teller semakin kepincut dalam fisika nuklir.

Lari Ke Inggris

Pada tahun 1930, Edward Teller pindah ke Universitas Göttingen. Kampus ini yang menjadi salah satu sentra pengembangan ilmu fisika terbesar dunia sebab kedatangan Max Born dan James Franck ketika itu.

Tetapi setelah Adolf Hitler menjadi Kanselir Jerman pada bulan Januari 1933, Jerman menjadi tidak aman untuk Orang-orang keturunan Yahudi. Edward Teller lalu keluar dari Jerman melalui pemberian Komite Penyelamatan Internasional.

Dalam Biografi Edward Teller dikenali bahwa dia menetap sebentar di Inggris dan pindah selama satu tahun ke Kopenhagen, Denmark bekerja di bawah panduan ilmuwan Niels Bohr. Pada bulan Februari 1934, Edward Teller menikahi pacarnya berjulukan Augusta Maria Harkanyi. Setelah itu dia kembali ke Inggris pada bulan September 1934.

Pindah ke Amerika

Istri Teller pernah menjadi mahasiswa di Pittsburgh, Amerika dan ingin kembali ke Amerika Serikat. Kesempatannya tiba pada tahun 1935, ketika itu atas bantuan George Gamow, Edward Teller diundang ke Amerika Serikat untuk menjadi Profesor Fisika di George Washington University.

Dia melakukan pekerjaan dengan Gamow sampai 1941. Di George Washington University, Teller memprediksi efek Jahn-Teller yang mengganti molekul dalam situasi tertentu. Ini menghipnotis reaksi kimia dari logam.

Teller dan Hermann Arthur Jahn menganalisisnya selaku bagian dari fisika matematis murni. Bekerja sama dengan Stephen Brunauer dan Paul Hugh Emmett, Teller juga membuat kontribusi penting dalam bidang fisika kimia yang disebut Brunauer-Emmett-Teller (BET) isotherm.

Menjadi Warga Amerika

Akhirnya Edward Teller dan istrinya menjadi warga negara Amerika Serikat yang dinaturalisasi pada 6 Maret 1941. Ketika Perang Dunia II dimulai, Edward Teller ingin berkontribusi dalam perang tersebut. Atas anjuran dari andal aerodinamika populer Caltech dan sesama warga Hungaria yang lain ialah Theodore von Kármán, Teller berkolaborasi dengan temannya Hans Bethe dalam mengembangkan teori propagasi gelombang kejut.

Pada tahun-tahun selanjutnya, klarifikasi mereka ihwal sikap gas di balik gelombang semacam itu terbukti berfaedah bagi para ilmuwan yang sedang mempelajari ihwal peluru kontrol (Rudal).

Proyek Manhattan

Teller telah bekerja di proyek Manhattan di Los Alamos, New Mexico (1943-1946). Proyek tersebut berhasil mengupayakan pengembangan bom atom. Bom-bom itu lalu dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki yang hingga hari ini belum ada lagi bom nuklir yang dipakai insan sesudah itu.

Teller bekerja sebagai mahir fisika di Los Alamos Scientific Laboratory selama Perang Dunia II. Teller juga menolong pembentukan laboratorium yang diarahkannnya selama lebih dari dua tahun pada 1950-an. Dia lalu menjadi ajun direktur fisika hingga pensiun pada 1977.

Pada 1939, Teller ialah salah seorang di antara tiga ilmuwan yang mendorong Albert Einstein untuk mengingatkan Presiden Franklin D. Roosevelt bahwa kekuatan fisi nuklir (bagian suatu inti atom) bisa dipakai membentuk senjata baru yang amat merusak.

Si Penemu Bom Hidrogen

Pada 1941, sebelum bom atom pertama lahir, ilmuwan sejawatnya yakni Enrico Fermi beropini bahwa fusi nuklir bisa lebih dahsyat. Karya selanjutnya, Edward Teller mengembangkan bom hidrogen atau bom nuklir yang kemudian lekat pada identitas dirinya selaku penemu bom Hidrogen.

Peran terutama dalam pengembangan senjata termonuklir (bom hidrogen) sangat terkenal. Namun, ia juga membuat bantuan yang hebat bagi pengembangan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (dasar pencegahan nuklir) dan mengenai rudal pertahanan

Bapak Bom Hidrogen

Ide itu dikembangkan Teller. Dia melanjutkan membuat bom mirip itu, sehingga sukses mendapatkan gelar “bapak bom hidrogen”. Namun, kabarnya, dia membenci ungkapan tersebut.

Bom hidrogen berkekuatan megaton (sejuta ton) pertama diledakkan pada 1952, meski belum ada satu pun yang digunakan dalam perang. Sebagai bandingan, bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki cuma seberat belasan kiloton.

Teller merupakan penasihat besar lengan berkuasa bagi sains terapan, selain salah satu pemimpin teknik yang paling berpengaruh dalam pertahanan nasional semenjak Perang Dunia II hingga saat ini. Nasihatnya juga sangat kuat dalam tata cara rudal inisiatif pertahanan strategis yang dijuluki sebagai “Perang Bintang”.

Penghargaan Edward Teller

Teller mendapatkan banyak penghargaan dalam karirnya yang panjang, tergolong Albert Einstein Award, Enrico Fermi Award, dan Medali Ilmu Pengetahuan Nasional. Pria kelahiran Budapest, Hungaria itu juga mendapatkan penghargaan Medali Kebebasan Presiden, penghargaan tertinggi di AS.

Edward Teller, Biografi, Bom Hidrogen, Penemu

Dia memang tidak mampu menghadiri upacara khusus di Washington yang dipimpin Presiden George W. Bush dikala itu. Karena itu, penghargaan tersebut diterima putrinya, Wendy.

Semasa hidupnya, dosen fisika di University of California tersebut tinggal bareng Paul (putranya), Wendy (putrinya), empat cucunya, dan seorang cicit.

Peran Dr Edward Teller sungguh strategis dalam taktik persenjataan AS, mulai bom atom dikala Perang Dunia II hingga desain Perang Bintang semasa Presiden Reagan. Bersama Einstein, ia “menyadarkan” Presiden Roosevelt terhadap kekuatan nuklir.

Edward Teller Wafat

Di tahun-tahun terakhir hidupnya beliau banyak dikenal untuk proposal solusi teknologinya yang kontroversial pada masalah sipil dan militer, tergolong planning penggalian pelabuhan produksi di Alaska memakai materi peledak termonuklir.

Pakar “bom akhir zaman” itu menyerah balasan stroke yang menyerangnya beberapa hari lalu. Teller meninggal tanggal 9 September 2003 dalam usia 95 tahun di rumahnya di Kampus Universitas Standford, California.