TintaTeras.com Biografi Hernan Cortes. Pria ini diketahui selaku salah satu penejelajah dan juga penakluk terkenal di dunia. Pria Spanyol ini sungguh terkenal alasannya kisah penaklukannya atas Meksiko. berikut biografi Hernando Cortes.
Biografi Hernan Cortes
Biodata
Nama : Hernán Cortés / Hernando Cortes
Lahir : Medellín, Spanyol, 1485
Wafat : Castilleja de la Cuesta, Spanyol, 2 Desember 1547
Orang Tua : Martín Cortés de Monroy (ayah), Catalina Pizarro Altamirano (ibu)
Istri : Catalina Juárez
Anak : Martín Cortés, Martín Cortés, Leonor Cortés Moctezuma, Catalina Pizarro, Juana Cortés de Zúñiga, María Cortés de Zúñiga, Catalina Cortés de Zúñiga, Luis Cortés y Ramírez de Arellano, María Cortés de Moctezuma, Luis Cortés
Masa Muda
Hernando Cortes lahir dari pasangan Martín Cortés de Monroy (ayah), Catalina Pizarro Altamirano (ibu). Ia lahir pada tahun 1485 di Medellín, Spanyol.
Berangkat ke Benua Amerika
Di masa muda bakal, Hernan Cortez berguru di Universitas Salamanca dibidang ilmu aturan. Ketika berumur 19 tahun, Cortes meninggalkan Spanyol mengadu nasib di benua baru berjulukan Amerika yang baru saja diketemukan oleh bangsa Spanyol.
Tahun 1504 ia datang di tempat Hispaniola, beliau menetap di situ selaku seorang petani terhormat. Tahun 1511, Cortes berpartisipasi dalam penaklukan Spanyol terhadap Kuba.
Setelah petualangan tersebut tamat, dia menikah dengan ipar gubernur kerajaan untuk Kuba, Diego Velasquez dan ditunjuk jadi walikota Santiago.
Ekspedisi ke Meksiko
Tahun 1518, Velasquez menentukan Cortes menjadi kapten ekspedisi ke wilayah Meksiko. Sang gubernur,amat was-was terhadap ambisi Cortes dan segera membatalkan perintahnya namun langkah itu telah telat untuk menghentikan Cortes.
Dengan kekuatan 11 kapal, 110 kelasi, 553 tentara (termasuk dengan cuma 13 senjata api genggam dan 32 busur panah, 10 meriam berat, 4 meriam ringan dan 16 ekor kuda), Hernan Cortes berlayar bulan Februari 1519.
Ekspedisi itu mendarat pada hari Jum’at dikala perayaan ulang tahun penyaliban Nabi Isa di tepi kota yang kini bernama Veracruz.
Dalam Biografi Hernan Cortes diketahui beliau berdiam erat pantai barang sebentar, mengumpulkan segala isu hal-tentang Meksiko.
Dia mampu tahu, orang-orang Aztec yang memerintah Meksiko punya ibukota yang besar terletak di pedalaman, punya simpanan metal berguna mahal, dan dibenci oleh suku-suku Indian yang lain yang berada di bawah kekuasaannya.
Cortes yang sudah punya keputusan lingkaran menuju pedalaman, bergerak maju ingin menduduki tempat kekuasaan Aztec. Sebagian serdadu-prajuritnya dicekam rasa takut menghadapi begitu besar jumlah lawan yang mesti dihadapinya.
Maju Ke Pedalaman Meksiko
Melihat gelagat yang bisa tidak menguntungkan itu, sebelum bergerak Cortes menghancurkan armada ekspedisinya sehingga sang serdadu tak punya pilihan lain, maju atau habis mati dibabat suku Indian.
Begitu merambah daerah pedalaman, Spanyol menghadapi perlawanan gigih orang Indian suku Tlaxcalan, suku Indian yang bebas bangkit sendiri. Tetapi setelah orang-orangnya dikalahkan oleh Spanyol dalam suatu kontak senjata yang dahsyat dan berjalan lama.
Orang-orang Tlaxcalan yang kalah lalu mengambil keputusan bergabung dengan Cortes menghadapi Aztec yang dibencinya.
Menaklukkan Meksiko
Dalam biografi Hernan Cortes diketahui beliau melanjutkan gerakannya menuju Cholula, daerah kediaman penguasa orang Aztec Montezuma II, yang sudah siap-siap dengan planning melakukan serangan secara tiba-tiba melabrak Spanyol.
Tetapi sebab Cortes sudah punya informasi lebih dahulu perihal niat orang Indian itu, beliau menggempur apalagi dulu dan melaksanakan penjagalan besar-besaran kepada ribuan orang di Cholula.
Sesudah penumpasan itu dia terus menuju ibukota Tenochtitlan (sekarang kota Mexico), dan pada tanggal 8 Nopember 1519 masuk dan menduduki kota tanpa perlawanan. Montezuma dipenjarakan, lalu dijadikannya boneka.
Dari sudut ini tampaknya kerja penaklukan sudah dirampungkan secara tuntas. Tetapi, pasukan Spanyol lain di bawah pimpinan Panfilo de Narvaez mendarat dengan menjinjing perintah menangkap Cortes.
Hernan Cortes meninggalkan sebagian pasukannya di Tenochtitlan dan bergegas memimpin sisa pasukannya kembali ke pantai. Di situ beliau mampu mengobrak-abrik pasukan Narvaez dan membujuk yang tersisa menggabung dengannya.
Menggagalkan Pemberontakan
Tetapi, pada saat beliau mampu kembali ke Tenochtitlan, anak buah yang ditinggalkannya menentang orang-orang Aztec secara terlampau batas. Pada tanggal 30 Juli 1520 meledak pemberontakan di Tenochtitlan dan pasukan Spanyol yang mengalami kekalahan berat mundur ke Tlaxcala.
Tetapi, Cortes dapat mendapatkan pemanis pasukan dan di bulan Mei berikutnya dia kembali menggempur Tenochtitlan. Kota itu jatuh terebut tanggal 13 Agustus. Sesudah itu pendudukan Spanyol atas Meksiko boleh dibilang kondusif walaupun Cortes masih mesti melakukan pembersihan di kawasan-tempat taklukan di sekitar kawasan pedalaman.
Tenochtitlan dibangun kembali dan diberi julukan baru “Meksiko Baru” dan menjadi ibukota tempat jajahan Spanyol gres. Menimbang betapa kecilnya pasukan yang dibawa Cortes tatkala memulai ekspedisi, penaklukannya atas sebuah negeri yang berpenduduk lima juta betul-betul suatu prestasi kemenangan militer yang hebat.
Hernan Cortes Sebagai Penakluk Meksiko
Satu-satunya penaklukan atas negeri berpenduduk yang begitu besar hanyalah yang dijalankan Fransisco Pizarro atas Peru. Sudah jamak kalau orang mengajukan pertanyaan-tanya bagaimana mampu dan mengapa mampu Cortes berhasil.
Memang, kuda dan senjata api yang dimilikinya sebuah aspek penyebab. Tetapi, dihitung dari jumlahnya yang tidak besar tidaklah cukup sepadan dengan hasil sukses yang diperolehnya. (Perlu dicatat, dua ekspedisi Spanyol terdahulu tak satu pun yang sukses menetap dan membuat penaklukan permanen).
Sudah barang tentu kepemimpinan yang melekat pada diri Cortes, keberanian serta kemantapan tekadnya merupakan penyebab utama keberhasilan. Faktor lain yang tak kurang pentingnya adalah kemahiran diplomasinya.
Cortes bukan saja menghindar mendorong orang-orang Indian bersatu melawannya, tetapi dia sukses membujuk sejumlah orang-orang Indian bergabung dengannya menghadapi Aztec.