TintaTeras

Biografi Joseph Pulitzer – Perintis Penghargaan Jurnalisme Pulitzer

Biografi Tokoh Dunia,  Feed,  Jurnalisme,  Penulis,  Profil
Biografi Joseph Pulitzer - Perintis Penghargaan Jurnalisme Pulitzer

Mereka yang berprofesi dibidang jurnalisme, pasti mengenali atau pernah mendengar ihwal Penghargaan Pulitzer, Penghargaan Pulitzer ialah suatu apreasiasi atau penghargaan tertinggi dalam dunia Jurnalisme di dunia. Penghargaan ini juga diberikan untuk pencapaian dalam bidang sastra dan gubahan musik. Penghargaan Pulitzer pertama diberikan pada 4 Juni 1917, dan sejak sementara waktu lalu, mulai diumumkan setiap tahunnya pada bulan April. Perintis penghargaan ini yaitu Joseph Pulitzer. Beliau merupakan seorang jurnalis dan penerbit surat kabar Hungaria-Amerika pada tamat kala ke-19. Artikel kali ini akan membicarakan tentang Biografi dari Joseph Pulitzer yang ialah perintis penghargaan pulitzer. Joseph Pulitzer dilahirkan pada tanggal 10 April 1847 di Makó, Hungaria. Awalnya pulitzer meniti karier sebagai seorang tentara di Kerajaan Austria. Namun tak usang setelahnya dia diberhentikan alasannya masalah kesehatan. Pulitzer lalu beremigrasi ke AS pada 1884 dan menjadi anggota ketentaraan yang berdinas dalam Perang Sipil Amerika (1861-1865).

Usai perang ia menetap di St. Louis, Missouri dan bekerja selaku wartawan di suatu koran harian berbahasa Jerman, Westliche Post. Setelah itu beliau bergabung dengan Partai Republik dan berhasil terpilih sebagai anggota dewan di negara bagian Missouri pada 1869. Akan tetapi sesudah gagal mengusung Horace Greeley sebagai presiden AS pada pemilu abad itu, Partai Republik mengalami kemunduran. Pulitzer pun loncat ke Partai Demokrat. Pada 1872, Pulitzer berbelanja surat kabar Post seharga USD 3.000 dan setahun lalu dia menjual surat kabar itu dengan harga berlipat. Pada 1879, beliau berbelanja surat kabar St. Louis Dispatch dan St. Louis Post yang kemudian digabungkannya menjadi satu dengan nama St. Louis Post-Dispatch yang lalu diubah namanya lagi menjadi koran St. Louis saja. Di kala inilah, Pulitzer meraih kesuksesan besar dan sukses menghimpun harta kekayaannya.

Tahun 1882, Pulitzer mengakuisisi surat kabar New York World. Setelah dikelolanya, surat kabar yang semula telah mengalami defisit USD 40.000 berganti total dengan meraup untung sejumlah USD 346.000 dalam setahun. Hal ini bisa terjadi alasannya Pulitzer merombak habis-habisan arah pemberitaan surat kabar tersebut. Pulitzer mengisi New York World dengan sajian-menu berita human-interest, skandal, info dan berita-berita sensasional yang lain di mana pada kurun itu gebrakan ini belum dijalankan oleh media-media lain. Pada 1885, Pulitzer terpilih sebagai anggota DPR AS (House of Representatives). Namun sayangnya beberapa bulan kemudian beliau mengundurkan diri. Tahun 1887, Pulitzer merekrut seorang jurnalis populer AS kurun itu, Nellie Bly untuk memperkuat redaksi New York World. Sebelumnya pada tahun 1895, surat kabar ini kian menjulang popularitasnya sebab untuk pertama kali dalam sejarah pers menghidangkan serial komik berwarna (komik The Yellow Kid karya Richard F. Outcault). Oplah koran pun semakin menggelembung dari 15.000 menjadi 600.000 eksemplar per hari yang menjadikannya menjadi surat kabar paling besar AS pada era itu.

Tahun 1892, Joseph Pulitzer memperlihatkan duit sejumlah USD 2 juta ke Universitas Columbia, AS untuk mendirikan sekolah jurnalis pertama. Awalnya, tawaran itu ditolak pihak universitas alasannya menganggap Pulitzer mungkin punya motif tertentu. Akan namun sesudah terjadi pergantian pimpinan universitas, barulah tawaran itu mulai diperhitungkan. Namun pendirian sekolah jurnalisme ini gres sungguh-sungguh direalisasikan pada tahun 1912 sehabis Pulitzer mangkat. Bagaimanapun, di saat menanti kepastian pendirian sekolah jurnalisme di Universitas Columbia, Pulitzer telah berhasil mendirikan sekolah serupa di Universitas Missouri. Joseph Pulitzer meninggal tahun 1911 di atas kapal pesiar peristirahatannya yang sedang berlabuh di Charleston, South Carolina. Ia lalu dimakamkan di Bronx, New York.

Biografi Joseph Pulitzer - Perintis Penghargaan Jurnalisme Pulitzer
Bentuk Penghargaan Pulitzer

Biografi Joseph Pulitzer - Perintis Penghargaan Jurnalisme Pulitzer
Foto Jurnalisme Terbaik yang mendapat Penghargaan Pulitzer

Nama Pulitzer lalu diabadikan menjadi sebuah nama penghargaan yang dianggap tertinggi dalam bidang jurnalisme di dunia ialah Penghargaan Pulitzer. Penghargaan diberikan dalam kategori-klasifikasi yang berafiliasi dengan jurnalisme, kesenian dan surat-surat. Hanya laporan yang diterbitkan dan foto-foto hasil karya surat kabar atau organisasi informasi harian yang berbasis di Amerika Serikat saja yang berhak menerima penghargaan jurnalisme.

Biografi Jenderal Ahmad Yani, Cerita Tokoh Pendekar Revolusi

Biografi Tokoh Indonesia,  Feed,  Pahlawan Nasional

Jenderal Ahmad Yani diketahui sebagai selaku salah satu hero Revolusi Indonesia. Ia tergolong salah satu korban dari tujuh perwira tinggi militer TNI AD yang terbunuh oleh anggota G30S/PKI di tahun 1965.

Biografi Jenderal Ahmad Yani

Jasadnya didapatkan di sumur Lubang Buaya bersama jasad jenderal lainnya. Ahmad Yani gugur ditembak di rumahnya sendiri oleh sersan dua Gijadi yang merupakan prajuritnya sendiri ketika kejadian G30S/PKI.

Biografi Jenderal Ahmad Yani

  • Nama : Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Anumerta) Ahmad Yani
  • Lahir : Purworejo, Jawa Tengah, 19 Juni 1922
  • Wafat : Jakarta, 1 Oktober 1965
  • Orang Tua : Sarjo bin Suharyo (ayah), Murtini (ibu)
  • Istri : Yayu Rulia Sutowiryo
  • Anak : Indriah Ami Yani, Elina Lilik Yani, Widna Ami Yani, Remi Tha Yani, Untung Murfeni Yani, Irawan Sura Eddy Yani, Amelia Achmad Yani
  • Gelar : Pahlawan Revolusi

Jenderal Ahmad Yani, beliau dilahirkan di Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 19 Juni 1922. Ia wafat di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965. Ahmad Yani ialah anak dari pasangan Sarjo bin Suharyo dan Murtini.

Masa Pendidikan

Pendidikan formal Ahmad Yani diawalinya di HIS sebuah sekolah setingkat Sekolah Dasar zaman belanda di Bogor.  Ia selesaikan pendidikannya pada tahun 1935.

Ia kemudian melanjutkan sekolahnya ke MULO sebuah sekolah setingkat Sekolah Menegah Pertama zaman Belanda di Bogor. Setelah selesai dari sana pada tahun 1938, berikutnya ia masuk ke AMS sekolah setingkat sekolah Menengah Umum di Jakarta.

Masuk Ke Militer

Di AMS, beliau menjalaninya cuma sampai kelas dua. Ini sehubungan dengan adanya milisi yang diumumkan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Achmad Yani kemudian mengikuti pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang dan secara lebih intensif di Bogor.

Dari sana Ahmad Yani mengawali karir militernya dengan pangkat Sersan. Kemudian sesudah tahun 1942 ialah sehabis pendudukan Jepang di Indonesia, beliau juga mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan berikutnya masuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

Berbagai prestasi pernah diraihnya pada periode perang kemerdekaan. Ia berhasil menguras senjata Jepang di Magelang. Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, Ahmad Yani diangkat menjadi Komandan TKR Purwokerto.

Ketika Agresi Militer Pertama Belanda terjadi, pasukannya yang beroperasi di daerah Pingit berhasil menahan serangan Belanda di kawasan tersebut. Maka ketika Agresi Militer Kedua Belanda terjadi, dia dipercayakan memegang jabatan selaku Komandan Wehrkreise II yang mencakup daerah pertahanan Kedu.

Menumpas Pemberontakan DI/TII 

Setelah Indonesia menerima pengakuan kedaulatan, Ahmad Yani diserahi tugas untuk melawan prajurit pemberontak DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) yang masa itu dipimpin oleh Kartosuwiryo yang membuat kekacauan di kawasan Jawa Tengah.

Ketika itu dibentuk pasukan Banteng Raiders yang diberi latihan khusus hingga pasukan DI/TII pun sukses dikalahkan. Seusai penumpasan DI/TII tersebut, dia kembali ke Staf Angkatan Darat.

Sekolah Komando di Amerika dan Inggris

Pada tahun 1955, Ahmad Yani disekolahkan ke Amerika di Command and General Staff College di Fort Leaven Worth, Kansas, selama sembilan bulan.

Pada tahun 1956, dia juga mengikuti pendidikan selama dua bulan pada Spesial Warfare Course di Inggris. Tahun 1958 saat pemberontakan PRRI terjadi di Sumatera Barat, Ahmad Yani yang masih berpangkat Kolonel diangkat menjadi Komandan Komando Operasi 17 Agustus.

Menteri/Panglima Angkatan Darat

Ia memimpin penumpasan pemberontakan PRRI dan sukses menumpasnya. Hingga pada tahun 1962, Jenderal Ahmad Yani diangkat menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat.

Ahmad Yani senantiasa berlainan paham dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). Kala itu Partai Komunis Indonesia yang dipimpin oleh DN Aidit berniat membentuk Angkatan Kelima selain ABRI dan Polisi untuk menghadapi konfrontasi dengan Malaysia. Namun Jendera Ahmad Yani menolak harapan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani yang dipersenjatai.

Diculik oleh G30S/PKI 

Oleh karena itu, ia menjadi salah satu sasaran PKI yang diculik dan dibunuh di antara tujuh petinggi TNI Angkatan Darat lewat Pemberontakan G30S/PKI (Gerakan Tiga Puluh September/PKI). Pemberontakan ini dipimpin oleh Letkol Untung dari pasukan Cakrabirawa yang ialah pasukan pengawal presiden.

Menjelang subuh, Pasukan Cakrabirawa ini lalu mengunjungi kediaman dari Menteri/Panglima Angkatan Darat itu. Ahmad Yani ditembak di depan kamar tidurnya pada tanggal 1 Oktober 1965 (dinihari). Pelaku Penembak Ahmad Yani bernama Gijadi yang berpangkat sersan dua dari Cakrabirawa.

Ia menembak Menteri/Panglima Angkatan Darat itu atas perintah Sersan Satu Raswad. Jenazahnya Menteri/Panglima Angkatan Darat itu lalu didapatkan di Lubang Buaya, Jakarta Timur bareng dengan jasad 6 perwira yang lain.

Gugur Sebagai Pahlawan Revolusi

Jenazahnya lalu dimakamkan secara patut di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Ahmad Yani gugur selaku Pahlawan Revolusi. Pangkat sebelumnya sebagai Letnan Jenderal dinaikkan satu tingkat (sebagai penghargaan) menjadi Jenderal.

Bintang Penghargaan

  • Bintang RI Kelas II
  • Bintang Sakti
  • Bintang Gerilya
  • Bintang Sewindu Kemerdekaan I dan II
  • Satyalancana Kesetyaan VII, XVI
  • Satyalancana G:O.M. I dan VI
  • Satyalancana Sapta Marga (PRRI)
  • Satyalancana Irian Barat (Trikora)
  • Ordenon Narodne Armije II Reda Yugoslavia (1958)
  • Tanda Penghormatan : Pahlawan Revolusi