Biografi Laszlo Biro. Nama lengkapnya László József Bíró atau Ladislao Jose Biro, umumjuga disebut Laszlo Biro lahir 29 September 1899, Dia ialah penemu pulpen (ballpoint) modern. Produksi pulpen pertamanya ditampilkan pada suatu pameran internasional di Budapest, Hongaria pada tahun 1931.
Ciptaan ini dipatenkan di Paris pada tahun 1938. Biro mengamati bahwa tinta yang digunakan dalam percetakan surat kabar mengering dengan segera dan tidak meninggalkan noda pada kertasnya. Kesulitan-kesulitan lain saat memakai pena untuk mengoreksi naskah-naskah yang ditulis pada kertas tipis mirip tinta yang melebar, tumpah atau kertas yang sobek karena sabetan pena yang cukup tajam.
Bersama saudara lelakinya George, seorang kimiawan, ia membuatkan ujung pen yang baru yang tersiri dari suatu bola yang dapat berputar dengan bebas pada sebuah lubang. Saat berputar, bola tersebut akan mengambil tinta dari suatu cartridge, tinta membasahi bola kecil yang mengalir secara kapiler dan dengan pinjaman gravitasi. dan kemudian menggelinding supaya melekatkannya pada kertas.
Karena bola kecil itulah maka pena baru itu dinamakan Ball Point Pen atau yang biasa diketahui dengan nama bolpen/pulpen. Rancangan ini kemudian dipatenkan di Argentina pada 10 Juni 1943 dan dijual dengan merek Birome, yang masih bertahan sampai ketika ini. Awalnya, alat tulis yang memakai tinta adalah pena dan tinta yang digunakan terpisah.
Pena yang digunakan pada mulanya dibentuk dari bulu angsa mirip yang biasa digunakan di Eropa pada masa pertengahan, batang alang-alang air yang digunakan di Timur Tengah atau bahkan kuas yang digunakan di Tiongkok dan Jepang. Kelemahannya yaitu penggunaannya sering merepotkan para pemakainya alasannya tintanya berceceran atau bahkan tumpah di atas kertas.
Pulpen memiliki ruang internal yang diisikan tinta menempel. Tinta tersebut disalurkan lewat ujungnya dikala dipakai dengan penggelindingan suatu bola kecil (berdiameter sekitar 0,7 mm sampai 1 mm) dari bahan logam. Tintanya segera kering setelah menyentuh kertas. Berbeda dengan pulpen yang memakai tinta encer, bolpen memakai tinta kental dan lengket.
Rancangan Ballpoint (Pulpen) |
Hal inilah yang menyebabkan tak mudah bocor ke ujung sehingga bola menjadi belepotan. Tahun 1960-an mulai diketahui pena berujung lembut yang kita sebut spidol. Ini terobosan baru, alasannya adalah mata penanya yang dibuat dari plastik berpori, kantung tintanya pun mengandung sintetis yang berserat. Sedangkan cara kerjanya mirip spons menyimpan air.
Menilik kelebihan setiap jenis pena maka muncul ide untuk memadukannya. Hasilnya pena rolling ball dengan bola di ujung mata pena seperti bolpen, namun memakai tinta cair yang tersimpan kondusif di kantung seperti pada pulpen atau spidol. Saat dipakai, ujung pena akan meluncur tenteram pada permukaan kertas layaknya menggunakan pulpen atau spidol. Laszlo Biro meninggal 24 November 1985 pada umur 86 tahun.
Perkembangan Ballpoint/Pulpen dari abad ke kala
Awalnya Pena atau pulpen merupakan salah satu alat tulis ketika ini. Tak gampang memang untuk memilih semenjak kapan insan mengenal pena. Ada dugaan yang menyebut bahwa manusia pertama kali menggunakan tatah (besi yang ditajamkan) yang sering digunakan untuk menulis dan menggambar di atas kerikil atau lempengan logam dan merupakan generasi pertama dari pena.
Konon, baru pada tahun 1.000 SM terjadi revolusi alat tulis dikala Cina menggunakan kuas rambut selaku alat tulis. Kuas itu menggunakan tinta kering dari jelaga atau arang yang penggunaannya mirip cat air. Sekitar 400 SM, ”lahir” pena yang terbuat dari batang alang-alang untuk menulis di atas kertas papirus. Pena jenis semacam ini dapat didapatkan di Mesir dan Armenia, sedang Kairo dan Alexanderia terkenal sebagai pasar utama barang-barang tersebut.
Sekarang pun masih banyak orang di sepanjang pantai Teluk Persia yang mengumpulkan batang alang-alang untuk keperluan itu, sedangkan pemasarannya menyebar ke sebagian negara Timur. Kabarnya, pena itu paling cocok dengan tinta dan kertas yang digunakan di sana. Alang-alang yang dipilih biasanya yang berbatang sangat kecil namun kuat. Setelah diiris, alang-alang tersebut disimpan secara khusus, misalnya disimpan di bawah timbunan pupuk sangkar selama beberapa bulan.
Hasilnya, selain berganti warna hitam bercampur kuning, batang akan makin keras dengan permukaan yang lebih halus. Seiring dengan berkembangnya mutu kertas, maka menuntut pena yang lebih halus. Bulu belibis pun jadi opsi. Jika merujuk kiasan yang ditulis St. Isodore dari Sevile, pena bulu gres timbul pada periode VII. Meski banyak yang menerka pena bulu sudah ada lebih permulaan.
Setelah disortir sesuai panjang dan tebalnya, bulu sayap dipendam dalam pasir panas semoga kulit luarnya kering. Proses ini menciptakan bulu gampang dibersihkan serta bagian dalamnya mengerut dan terkelupas. Lalu bulu lembutnya diperkeras dengan mencelupkannya ke dalam larutan mendidih yang mengandung tawas atau asam nitrat. Di tahap simpulan, ujung pena dibelah dan dibuat biar yummy dipakai.
Pena bulu angsa memepunyai tugas yang penting ketika itu. Pena Baja didapatkan pada 1820, dan berangsur-angsur mengambil alih peran bulu bebek. Bentuknya pun beragam dari yang bundar, runcing, dan pahat. Sekarang kita hanya menggunakan pena-pena yang dihasilkan dari pabrik, siap pakai untuk segala tujuan.
Pada tahun 1828, orang mulai mengenal pena baja yang diperkenalkan John Mitchell dari Birmingham Inggris. Seharga kira-kira 7,5 liter beras sekarang ini. Sayang, ketika itu orang merasa tidak nyaman memakainya bila setiap kali pena baja itu mesti dicelupkan ke dalam tinta.
Tahun 1884, muncullah pulpen berkantung tinta dengan prinsip kerja pipa kapiler yang salah satunya dibentuk oleh orang Amerika, Lewis Edson Waterman. Pena ciptaan Waterman ini memang sudah membuat revolusi tersendiri dalam bidang penulisan.
Sebab insan tak perlu lagi berulang kali mencelupkan pena ke dalam kawasan tinta setelah tamat menulis beberapa kata. Waterman telah menggunakan plat berbalut iridium emas pada mata pen tersebut. Ia juga ialah orang yang pertama menaruh klip pada penutup pen.
Model pena selanjutnya ialah pulpen yang mengandalkan bola logam di ujung pena yang mau terus terendam cairan tinta dari kantung tinta. Maka pulpen dilengkapi tutup atau tombol mekanis yang mencegah tinta mengering di ujung.
Berbagai model dan bentuk, banyak dibuat era itu. Namun, versi yang paling membuat puas yaitu karya Lazlo Biro. Pulpen pernah sungguh populer di Inggris utamanya selama PD II (1939-1940) yang periode itu banyak diminati para pilot tempur karena tidak bocor ketika dibawa terbang. www.biografiku.com