TintaTeras

Biografi Georges Cuvier – Hebat Biologi Penentang Teori Evolusi

Feed,  Profil,  Tokoh Biologi

Biografi Georges Cuvier. Ia lahir tanggal 23 Agustus 1769 di kota kecil Montbeliard yang berbahasa Prancis di daerah Wurttemberg, tidak jauh dari Prancis. Dia yaitu putra kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya perwira di ketentaraan dan keluarganya yaitu penganut agama Katolik Lutheran yang sungguh taat. Abangnya meninggal tak lama sehabis beliau lahir. Georges mula-mula dididik di rumah oleh ibunya. Minatnya terhadap zoologi dan botani telah tampak semenjak dini. Pendidikan dasar ditempuhnya di Montbeliard.

Dari tahun 1784 hingga 1788 beliau melanjutkan pendidikannya di Akademi Caroline di Stuttgart, sekolah yang diresmikan oleh Bangsawan Wurttemberg untuk mendidlk anak-anak muda yang kelak mengisi jabatan administratif dalam pemerintahan. Ia antara lain mempelajari zoologi dan botani. Karena tidak ada lowongan administratif di jawatan sang ningrat ketika Cuvier lulus, ia pergi ke Prancis dan menjadi tutor dalam sebuah keluarga ningrat beragama Protestan di Normandi. Kemudian dia bekerja sebagai pegawai pemerintah di suatu kota kecil. Selama tujuh tahun di Normandi, Cuvier mempergunakan waktu senggangnya untuk mempelajari tumbuhan dan hewan lokal, khususnya hewan invertebrata di sepanjang pesisir.

Tahun 1795, Cuvier bertemu dengan A.H. Tessier, seorang ahli pertanian. Tessier mengakui kesanggupan Cuvier dan merekomendasikan dia menjadi asisten guru besar dalam bidang anatomi perbandingan di Museum Nasional Sejarah Alam di Paris. Anatomi perbandingan meliputi kajian bab-bab badan binatang dan insan serta fungsinya, persamaan dan perbedaannya. Sumbangan ilmiah besar yang diberikan Cuvier yaitu bahwa ia “sudah memantapkan ilmu anatomi perbandingan dan paleontologi.” (Paleontologi yaitu ilmu yang mempelajari fosil binatang, manusia, dan tumbuhan.) Dia juga menawarkan bantuan bermakna untuk proses penggolongan binatang dan tumbuhan.

Selama abad awal Cuvier di Museum Sejarah Alam, beliau melakukan pekerjaan sama dengan Profesor Etienne Geoffroy Saint-Hilaire. Segera tampak bahwa pandangan Cuvier tentang dunia binatang berlawanan jauh dengan persepsi Geoffroy dan pakar biologi Prancis lain yang terkenal, Jean-Baptiste de Lamarck.

Cuvier “berasumsi bahwa ciri-ciri anatomi yang membedakan kalangan binatang, menandakan bahwa spesies tidak pernah berganti sejak abad kejadian. Setiap spesies begitu tepat terkoordinasi, baik secara fungsi maupun secara struktur, sehingga mustahil mampu bertahan menghadapi pergantian yang berarti.” Maksudnya, Cuvier percaya bahwa hewan-binatang diciptakan dalam kalangan yang berlawanan dan tetap, mirip dibilang oleh Injil, meskipun sekarang kita tahu bahwa “spesies” tidak harus diartikan persis sama dengan “jenis” makhluk yang disebutkan dalam Kitab Kejadian.

Sebaliknya, “baik Lamarck maupun Geoffroy Saint-Hilaire mendukung gagasan bahwa semua hewan mampu disusun dalam “sebuah rantai besar makhluk” dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit.” Lebih lanjut, mereka juga yakin bahwa dengan berlalunya waktu, satu spesies bisa secara sedikit demi sedikit berevolusi menjadi spesies yang lebih tinggi. Lamarck menyampaikan bahwa prosedur yang memungkinkan terjadinya pergantian ini yaitu “dipakai tidaknya aneka macam anggota tubuh hewan.” Lamarck juga yakin bahwa dalam dokumen fosil terdapat cikal-bakal hewan-hewan modern.

Dalam perdebatan panjang tersebut, alasan paling kuat yang diajukan Cuvier yakni bahwa Lamarck tidak mampu pertanda adanya transformasi spesies. Sedangkan Cuvier mampu menunjukkannya dari bukti-bukti yang dibawa kembali ke Prancis oleh prajurit Napoleon. Bukti-bukti itu menawarkan bahwa hewan peliharaan tidak berganti semenjak zaman Mesir kuno. Dia juga menunjukkan bahwa lenyapnya banyak sekali jenis hewan yaitu alasannya adalah binatang tersebut punah, bukan alasannya adalah berubah menjadi spesies baru.”

Cuvier dengan sempurna memperlihatkan bahwa dokumen fosil justru menentang evolusi, tidak mendukungnya. Dia mengatakan bahwa “jika spesies memang berubah secara bertahap, kita seharusnya mampu mendapatkan jejak pergeseran itu; antara (fosil) paleotherium dan spesies yang ada kini sebaiknya ada bentuk antara: tapi ini tidak pernah ada.” Hingga kini hal ini masih belum terbantah, meskipun berjuta-juta fosil gres telah ditemukan semenjak zaman Cuvier.

(Gagasan bahwa satu spesies berevolusi menjadi spesies lain sudah ada semenjak masa Yunani antik. Ketika Charles Darwin memopulerkan gagasan evolusi, bertahun-tahun sehabis perdebatan antara Cuvier dan musuh-lawannya, ia hanya mengisyaratkan sebuah prosedur baru, yaitu seleksi alam sebagai pembenaran gagasan evolusi.)

Cuvier dan Lamarck juga tidak sepaham mengenai bagaimana kehidupan dimulai. Lamarck yakin adanya pemunculan spontan, yaitu bahwa kehidupan mampu berasal dari benda tak bernyawa. Namun, Cuvier memperlihatkan bahwa “kehidupan senantiasa berasal dari kehidupan. Kita menyaksikan kehidupan dialihkan tetapi tidak pernah diciptakan.” Sampai hari ini, tidak pernah ditemukan adanya kehidupan yang berasal dari yang non-hidup. Meskipun begitu, kaum evolusionis bersikukuh bahwa hal ini niscaya pernah terjadi pada suatu ketika.

Anatomi perbandingan tidak menunjukan adanya hewan yang sedang dalam proses transformasi menjadi spesies lain, melainkan menunjukkan bahwa banyak sekali jenis binatang mempunyai struktur yang sama. Kaum evolusionis acap kali menyatakan, ini membenarkan keyakinan mereka bahwa satu jenis hewan mampu bermetamorfosis hewan lain. Tapi masuk logika juga bahwa kesamaan ini disebabkan alasannya Pencipta yang sama merancang dan memakai acuan yang serupa untuk fungsi yang serupa pada jenis binatang yang berbeda. Cuvier sendiri menolak ide keserupaan struktur tulang selaku dasar pembenaran evolusi.

Dalam mempelajari anatomi banyak sekali hewan, para ilmuwan kadang menemukan organ yang fungsinya tidak dikenali. Organ seperti ini diketahui selaku “organ vestigial”. Kaum evolusionis mengasumsikan bahwa organ-organ ini ialah sisa dari organ yang dahulu berkhasiat bagi nenek-moyang makhluk yang berevolusi.

Meskipun Curier mengakui bahwa “organ vestigial ada dan sebab itu mesti dipelajari,” ia tidak menilai hal itu penting, sebab dua alasan. Pertama, pada kurun Cuvier tidak banyak didapatkan organ yang tidak terperinci fungsinya. Kedua, Cuvier menilai organ-organ itu sebagai “bab penting dari Penciptaan, dan oleh alasannya adalah itu keberadaannya pasti memiliki alasan, sekalipun kita tetap tidak tahu.” Cuvier yakin bahwa organ yang disebut “vestigial” bukanlah sisa-sisa evolusi yang tak ada keuntungannya, melainkan organ berguna yang masih belum dikenali fungsinya.

Temuan ilmiah akhir-tamat ini membenarkan akidah Cuvier tentang kegunaan organ-organ tersebut. Misalnya, ujung tulang belakang manusia (sering disebut selaku tulang ekor) dulu dianggap selaku sisa (yang tidak memiliki kegunaan) dari ekor monyet yang dianggap Sebagai nenek-moyang kita. Sekarang diketahui bahwa tulang itu yakni titik kaitan penting bagi otot-otot penopang badan dan isi perut kita. Contoh lain adalah amandel, yang dahulu dianggap tidak berguna dan umumnya dibuang kalau mengalami peradangan. Sekarang dikenali bahwa “amandel adalah alat penting untuk melawan penyakit. Seratus delapan puluh organ lain yang dulu dianggap tidak berguna dan hanya selaku sisa evolusi saja, sekarang dikenali memiliki fungsi penting.”

Dalam abad penjelajahan dunia yang terus-menerus menciptakan temuan flora dan binatang baru, dibutuhkan pemutakhiran dan peningkatan atas sistem penggolongan yang dikembangkan oleh pakar biologi Carl Linnaeus. Sampai sekarang masih digunakan pendekatan dasar Linnaeus yang menggunakan sistem bercabang serta penggolongan tumbuhan dan binatang menjadi klasifikasi dan subkategori menurut fungsi bab tubuhnya. Sistem penamaannya yang terdiri atas dua bab juga masih dipakai hingga sekarang.

Cuvier “memperluas dan menyempurnakan sistem penggolongan Linnaeus dengan menggolongkan kelas-kelas yang berhubungan menjadi golongan yang lebih besar, disebut phyla.” (Dalam sistem Linnaeus, kelas yaitu kalangan paling besar.) Alih-alih menggolongkan hewan berdasarkan struktur luarnya seperti yang dikerjakan Linnaeus, Cuvier menggolongkannya menurut struktur dalamnya alasannya ini ialah indikator yang lebih baik tentang persamaan dan perbedaan mereka secara umum.

Langkah pertama yang ditempuh adalah mengategorikan hewan menurut struktur metode sarafnya, kemudian menempatkan mereka dalam sub-kategori menurut fungsi tata cara yang lain. “Sistem penggolongan baru ini serta karya-karya lainnya yang sungguh luas dan lengkap, yang didasarkan atas tata cara tersebut, sangat membantu para ahli pada zamannya untuk memahami dan mennahami semua informasi baru mengenai hewan.” Lebih lanjut, “sejak itu, asas Cuvier menjadi teladan bagi para pakar biologi dalam melaksanakan penggolongan” meskipun sistemnya sudah mengalami banyak perubahan.

Dengan memasukkan hewan yang telah menjadi fosil ke dalam sistem penggolongannya, Cuvier menempatkan palaeontologi (kajian wacana fosil) di atas dasar ilmiah yang kukuh. Membandingkan fosil hewan yang sudah punah dengan struktur hewan yang masih hidup memungkinkan Cuvier memilih kemungkinan fungsi bab tubuh hewan-hewan yang telah menjadi fosil. Kemudian beliau mampu menempatkan binatang-hewan tersebut ke dalam struktur penggolongan binatang-binatang yang masih hidup. (Salah satu fosil binatang yang paling mempesona yang diidentifikasi Cuvier adalah reptil melayang yang disebutnya “pterodaktil”.).

Biografi Robert Boyle – Perintis Kimia Terbaru

Feed,  Ilmuwan Terkenal,  Penemu,  Profil,  Tokoh Fisika,  Tokoh Kimia

Robert Boyle, Kimia, modern, biografiBiografi Robert Boyle. Ia lahir tanggal 25 Januari 1627, di Lismore Castle, County Waterford, Irlandia. Dia anak ke-14 dari Bangsawan Cork, salah seorang terkaya di Britania Raya. Meskipun sungguh kaya, ningrat ini ialah orang Nasrani yang saleh, yang mengakui bahwa semua kekayaannya berasal dari Allah. “Tidak diragukan lagi, kesalehannya berperan penting dalam membentuk asumsi si anak yang kelak menjadi hebat kimia ternama pada periode tujuh belas.” Robert muda yakni seorang jenius. Dia telah fasih berbahasa Yunani dan Latin ketika mulai belajar di Kolese Eton pada usia 8 tahun. Ketika berumur 12 tahun beliau keliling Eropa bareng tutornya, untuk mempelajari karya-karya ilmuwan besar seperti Galileo.

Sebagaimana disarankan oleh Francis Bacon, Galileo dengan antusiasmenganut pendekatan gres dalam ilmu, ialah tata cara eksperimen. Padahal sebagian besar ilmuwan zaman itu lebih mengandalkan anggapan para filsuf terkenal daripada melakukan eksperimen selaku dasar pemikiran mereka. Sejak sampaumur, Robert telah menyerahkan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan. Dia kembali ke tempat tinggal orang tuanya pada usia 18 tahun, sesudah ayahnya meninggal. Ayahnya mewariskan kekayaan cukup besar bagi Robert. Karena itu dia memunyai kebebasan keuangan untuk melanjutkan minatnya di bidang ilmu. Ia yakin bahwa ini adalah salah satu cara melayani Tuhan. Robert yakin bahwa “Melalui pengetahuan atas karya-Nya, kita akan mengenal Dia.”

Tahun 1645, Boyle mulai menghadiri konferensi-konferensi yang diselenggarakan para ilmuwan pendukung pendekatan eksperimen untuk ilmu. Mereka mengakui perlunya observasi objektif dalam observasi ilmiah. Pada awalnya konferensi ini diketahui sebagai “Universitas Terselubung”. Namun, Raja Charles II secara resmi mengakui golongan ini tahun 1663. Ia menawarkan piagam “Royal Society of London for

Improving Natural Knowledge” terhadap para anggota kalangan tersebut. Atas nasehat Boyle, kalangan ini memutuskan motonya, “Tidak ada sesuatu yang semata-mata bersumber dari kewenangan”. Soalnya, pada waktu itu terlalu sering observasi ilmu terhambat oleh pemikiran -ide yang tidak berdasarkan observasi.

Bakat Boyle selaku andal eksperimen secepatnya terlihat oleh anggota “Universitas Terselubung” lainnya. Tahun 1657, dengan derma asistennya yang brilian, Robert Hooke, ia membuat pompa udara jenis baru yang kemampuannya lebih baik. Dengan kehampaan yang ditimbulkan pompa udara ini, Boyle memperoleh beberapa hasil penting. Dia menandakan kebenaran pertimbangan Galileo bahwa semua benda (misalnya bulu dan lembaran timah) akan jatuh dengan kecepatan yang sama dalam ruang hampa udara sebab tidak ada kendala udara. Dia menandakan bahwa suara tidak bisa ditransmisikan dalam ruang hampa udara. Dia juga memberikan bahwa udara diperlukan untuk pernapasan dan pembakaran. Namun, daya tarik listrik tidak dipengaruhi oleh ketiadaan udara. Boyle juga merekayasa termometer yang lebih baik dengan memakai ruang hampa udara.

Menyadari imbas penting yang mampu diperoleh dari gas seperti udara, Boyle mulai bereksperimen dengan gas. Dengan menekan sejumlah gas tertentu sambil mempertahankan suhunya, beliau menunjukkan bahwa ada perbandingan terbalik antara ruang yang berisi gas dan tekanan yang dikeluarkan oleh gas. Misalnya, jikalau volume tempatnya ditekan sampai separuh, tekanan yang dihasilkan oleh gas akan menjadi dua kali lipat. Inilah yang disebut Hukum Boyle.

Dari eksperimen gas yang dijalankan Boyle, dikenali bahwa gas terdiri atas partikel-partikel kecil (oleh Boyle disebut korpuskles) yang dipisahkan oleh ruang hampa. Jika ada tekanan, korpuskles bergerak saling mendekat. Boyle mengisyaratkan bahwa korpuskles terdiri atas partikel utama (yang kini kita sebut atom). Dalam “pernyataan teori atom pertama sejak zaman purba, ide Boyle ihwal partikel utama yang membentuk korpuskles, ialah antisipasi kepada persepsi mahir kimia modern mengenai atom yang bergabung membentuk molekul.” Boyle mengungkapkan pemikiran -gagasannya dengan mengakui Allah sebagai Sang Pencipta. Dia berkata, “Kita mampu memahami bahwa pada mulanya Allah membuat benda partikel yang terlalu kecil untuk

mampu dilihat.”

Boyle menolak teori empat komponen yang waktu itu sudah diterima secara luas, yang menyatakan bahwa semua zat terdiri atas tanah, udara, api, dan air. Sebagai gantinya, dia mengajukan teori bahwa zat tersusun atas unsur-nsur yang berlainan yang hanya mampu diketahui melalui eksperimen. Karya Boyle dalam ranah ini “merupakan pendahulu teori unsur kimia modern.”

Pada zaman Boyle, belum ada pembedaan yang terang antara ilmu kimia yang sesunggguhnya dengan alkimia. Alkimia waktu itu masih melibatkan faktor-faktor kimia, astrologi, dan perdukunan. Tujuan utama hebat alkimia ialah memperoleh cara untuk mengganti bagian dasar mirip besi menjadi emas. Banyak ahli alkimia memperoleh kekayaan dan gengsi melalui pentasmagis mereka. Dengan sengit mereka menentang Boyle, alasannya adalah beliau “mengganti alkimia menjadi kimia melalui tulisannya The Sceptical Chemist” yang diterbitkan tahun 1661. Penerbitan ini ialah langkah berani sebab waktu itu sebagian besar masyarakat masih percaya alkimia.

Tahun 1680, Boyle memisahkan bagian fosfor dari urine, dan menganggapnya selaku temuan gres. Tatkala dia melaporkan temuannya itu, ia baru tahu kalau ilmuwan lain sudah memperoleh hal yang sama hampir lima tahun sebelumnya tapi merahasiakannya. Tapi, walaupun bukan penemu fosfor, Boyle memperoleh banyak sifat fosfor, dan menerima kehormatan sebagai orang pertama yang merekacipta korek api.

Boyle juga berperan penting mengembangkan meteorologi. Dia mengukur kepekatan udara dan memperoleh bahwa berat benda berubah sesuai dengan pergeseran tekanan udara (ialah kalau gaya-muncul udara berubah). Dia juga menawarkan bahwa volume air bertambah jikalau membeku. Boyle membedakan antara campuran dan senyawa menurut sifat-sifat kimianya.

Dia juga ilmuwan pertama yang membedakan zat asam, basa, dan netral dengan menyaksikan pergantian warna yang terjadi bila zat-zat tersebut diaduk dengan zat lain. Dia memperkenalkan penggunaan sari tumbuhan seperti litmus untuk hal ini. Ilmuwan modern kini masih menggunakan asas ini, yakni dengan menggunakan zat kimia lain sebagai indikator asam-basa.

Boyle menghasilkan banyak temuan berguna dalam ilmu kimia dan fisika. Dengan kejituan eksperimennya, ia menguji kembali dan memperbaiki karya-karya orang lain. Bahkan sering karya orang lain itu menjadi kurang penting sebab peranan Boyle dalam proses penemuannya. Sumbangannya yang terbesar kepada ilmu yaitu menolong mengalihkan ajaran ilmiah dari pendekatan argumentasi intelektual ke pendekatari eksperimental, yang menjadi dasar ilmu terbaru.

Boyle juga dengan gencar mendorong semoga setiap penemuan ilmiah dilaporkan secara cepat dan disebarluaskan. Dengan demikian ilmuwan-ilmuwan lain bisa menentukan dan memperluas temuan itu. (Sewaktu meneliti fosfor, Boyle sempat frustrasi ketika membuang-buang waktu mengikuti jalan buntu yang sebetulnya telah dikenali ilmuwan lain. Sebaliknya, menentukan apa yang telah didapatkan orang lain membutuhkan proses yang relatif cepat.) Sekarang, pelaporan hasil telah menjadi bagian integral dari ilmu terbaru.

Penggunaan metode eksperimen dan pelaporan basil ialah dua transformasi besar dalam ilmu, tetapi hal ini gres diterapkan sepenuhnya beberapa tahun lalu. Untuk pinjaman besarnya dalam proses transformasi itu, khususnya dalam ilmu kimia, Boyle dianggap sebagai salah seorang penggagas ilmu kimia terbaru.

Robert Boyle tidak menikah. Dia meninggal di London tanggal 30 Desember 1691. Dalam wasiatnya, ia menawarkan dana untuk penyelenggaraan serangkaian ceramah. “Ceramah Boyle” ini tidak mengenai hal-hal ilmiah, tujuannya yakni membela kekristenan. Dengan demikian, Boyle terus melanjutkan penyampaian pesannya perihal kesesuaian antara ilmu pengetahuan dan kekristenan, biarpun dia sudah meninggal dunia. Ceramah-ceramah itu masih diadakan hingga hari ini.

Pustaka Acuan

  • E.L. Williams dan G. Mulfinger, Physical Science for Christian Schools, Bob Jones University Press, Greenville (South Carolina), 1974, hlm 127.
  • Robert Boyle dikutip dalam: J.H. Tiner, Robert Boyle — T ailblazer of Science, Mott Media, Milford (Michigan) 1989, hlm 179.
  • A. Feldman dan P. Ford, Scientists and Inventors, Bloomsbury, London, 1989, hlm 41.
  • Boyle dikutip dalam Tiner (Acuan 2), hlm 179.
  • Encyclopaedia Britannica, edisi ke-15, 1992, jld 2, hlm 447.
  • I. Asimov, Biographical Encyclopedia of Science and Technology: The Lives and Achievements of More Than 1000 Great Scientists from Ancient Greece to the Space Age, edisi ke 2, Doubleday & Co. Inc., Garden City (New York), 1982, hlm 136.
  • McGraw-Hill Encyclopedia of World Biography, McGraw-Hill, New York, 1973, jld 2, hlm 125.
  • ‘finer (Acuan 2), him 96.
  • Williams dan Mulfinger (Acuan 1), hlm 127.
  • Boyle dikutip dalam: L.T. More, The Life and Works of the Honourable Robert Boyle, Oxford University Press, Oxford, 1944, hlm 171.
  • Asimov (Acuan 6), hlm 136.

Diambil dari:

  • Judul artikel : Robert Boyle (1627 – 1691)
  • Judul buku asli: 21 Great Scientists Who Believed the Bible
  • Judul buku :Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi
  • Penulis: Ann Lamont
  • Penerjemah:Lillian D. Tedjasudhana
  • Penerbit: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF (YKBK), Jakarta

Biografi Andrea Pirlo – Playmaker Sepakbola

Feed,  Olahraga,  Pemain Bola,  Profil,  Sepakbola

andrea pirlo, sepakbola, biografi, olahragaBiografi Andrea Pirlo. Dikenal dengan hebat tendangan bebas mematikan, Ia lahir di Flero, Lombardy, Italia, 19 Mei 1979, Perjalanan karier Pirlo di klub sepak bola ialah Brescia, Internazionale, Reggina, A.C. Milan, dan Juventus sampai sekarang. Pirlo melakukan debut bersama Brescia dikala melawan Reggina pada tanggal 21 Mei 1995. Setelah sukses menjadi pemain inti Brescia, beliau menjadi incaran instruktur Inter Milan, Mircea Lucescu, yang akibatnya membelinya. Akan namun di animo pertamanya, Pirlo tidak sukses masuk dalam tim inti, dan kesannya dipinjamkan ke Reggina. Setelah trend yang menawan bersama Reggina, ia kembali ke Inter namun sekali lagi gagal menjadi pemain inti dan dipinjamkan lagi ke Brescia.

Setelah 3 isu terkini bersama Inter, Pirlo jadinya dijual ke AC Milan. Dengan AC Milan, ia benar-benar mendapatkan performa terbaiknya. Awalnya Pirlo memang bermain selaku gelandang serang, sebelum karenanya instruktur Carlo Ancelotti mengembangkannya menjadi seorang playmaker. Kerja samanya dengan Gennaro Gattuso memegang peranan penting bagi Milan.

Bersama A.C. Milan ia sudah mengungguli 1 titel Scudetto, 2 titel Liga Champions dan 1 titel Piala Dunia Antar Klub. Untuk kariernya di tim nasional Italia, beliau sudah bermain di ajang Euro 2004, mengungguli medali perunggu pada ajang Olimpiade tahun 2004, dan menjadi juara di Piala Dunia 2006.

Ia mulai dikenal di golongan pesepak bola sejak beliau bermain di tim nasional Italia U-21, bersama dengan Gennaro Gattuso, Nicola Ventola, dan Christian Abbiati. Walau pada awal kariernya beliau adalah seorang gelandang menyerang tetapi ia mampu menyesuaikan diri menjadi seorang gelandang tengah bertahan seperti yang ia lakoni sampai ketika ini di klubnya. Ia adalah seorang inspirator lapangan yang inovatif, dimana banyak gol-gol yang lahir dimulai dari pergerakan/umpan-umpannya.

Untuk dikala ini dia dihargai oleh banyak pihak selaku salah satu gelandang terbaik, utamanya di Serie A. Pirlo yakni seorang pemain dengan talenta yang mahir dalam hal kreativitas dan mengumpan bola, menyebabkan ia seorang playmaker di klub yang dibelanya dikala ini, A.C. Milan. Meskipun posisinya berada sempurna di depan barisan pertahanan (gelandang bertahan), namun ia sering maju ke depan untuk memberi umpan-umpan kepada para penyerang. Selain itu, dia juga dikenal memiliki tendangan bebas yang akurat. Pada Mei 2011 Ia Memutuskan Pergi Dari AC Milan dan menentukan bergabung ke Juventus dengan status free transfer. Pada 25 Mei 2011 Ia Pindah Ke Juventus dengan perjanjian selama 3 tahun terhitung mulai tanggal 1 Juli 2011 Dengan Berstatus Free Transfer Dari AC Milan. Dari Juventus, ia lalu memutuskan untuk berpetualang di klub Amerika, New York City FC (2015-kini).

Kalau mau jujur Piala Dunia 2006 Jerman ialah puncak karir Andrea Pirlo. Ia pantas dinobatkan sebagai pemian terbaik dibandingkan dengan seniornya, Fabio Cannavaro. Ialah yang menjadi jantung permainan Italia. Umpan akurat, visi permainan yang cantik dan dibarengi intelegensi yang tinggi membuat Pirlo menjadi pemain sempurna. Pirlo telah bemain untuk Italia sejak U-15, U-18 dan U-21. Sama seperti Buffon, cuma Piala Eropa yang belum diraihnya. Bersama Milan, dia mendapat seluruh penghargaan baik setempat maupun internasional.