Stephen Hawking Lumpuh dan Dibantu Komputer
Belum usang di Universitas Cambridge, Muncul tanda-tanda Sklerosis Lateral Amiotrofik (ALS) yang kemudian membuat Stephen Hawking kehilangan hampir seluruh kontrol neuromuskularnya. Pada tahun 1974, Stephen Hawking tidak bisa makan atau berdiri tidur sendiri.
Saat itu suara Stephen Hawking menjadi tidak jelas sehingga hanya dapat dikenali oleh orang yang mengenalnya dengan baik. Pada tahun 1985, Hawking di vonis terkena penyakit pneumonia dan mesti dilaksanakan trakeostomi sehingga ia tidak dapat berbicara sama sekali.
Kemudian, ada seorang ilmuwan Cambridge menyebarkan alat yang mampu menciptakan Hawking menulis apa yang ingin ia katakan pada sebuah komputer, lalu akan dilafalkan melalui sebuah ‘voice synthesizer’. Alat inilah yang terus digunakan oleh Stephen Hawking sepanjang hidupnya dan terus diperbarui oleh perusahaan Intel.
Stephen Hawking Menjadi Professor Matematika
Meskipun lumpuh, Hawking terus mengembangkan teori-teori dalam bidang astrofisika selama puluhan tahun. Stephen Hawking kemudian menjadi profesor Lucasian dalam bidang matematika di Universitas Cambridge dan anggota dari Gonville and Caius College, Cambridge.
Spesialisasinya dalam bidang fisika kuantum. Pemikiran-ajaran Stephen Hawking dalam bidang Fisika Kuantum mensejajarkannya dengan Albert Einstein sebagai salah satu ilmuwan yang berpengaruh di abad 21.
Meskipun mengalami tetraplegia (kelumpuhan) karena sklerosis lateral amiotrofik, karier ilmiahnya terus berlanjut selama lebih dari empat puluh tahun. Buku-buku dan performa publiknya menimbulkan ia selaku seorang selebritis akademik dan teoretikus fisika yang termasyhur di dunia.
Penemuan Stephen Hawking berbentukteori dan karya andal dalam ilmu pengetahuan. Misalnya penemuan teori lubang hitam (Black Hole) yang terkenal. Stephen Hawking bisa menerangkan secara detail tentang lubang hitam berdasarkan teori kuantum dan relativitas biasa dari Albert Einstein.
Hawking yaitu ilmuwan yang meyakini bahwa kehidupan ekstraterestrial memang ada, dan dia menggunakan basis matematis untuk asumsinya.
“..Menurut otak matematisku, angka mengambarkan bahwa eksistensi alien sangatlah rasional. Tantangan paling besar adalah memperkirakan seperti apakah alien itu.”
Ia meyakini bahwa alien tidak cuma ada di planet-planet, tetapi mungkin juga di daerah lain, seperti bintang atau mengapung di angkasa luas.
Hawking juga memperingati bahwa beberapa spesies alien mungkin memiliki peradaban yang maju dan dapat mengancam Bumi. Hubungan dengan spesies seperti itu mampu membahayakan seluruh umat insan.
Stephen Hawking memiliki istri berjulukan Jane Wilde. seorang murid bahasa, Hawking dan Jane Wilde menikah pada tahun 1965. Jane Hawking mengurusnya hingga perceraian mereka pada tahun 1991. Mereka bercerai karena tekanan ketenaran dan meningkatnya kecacatan Hawking.
Mereka telah dikaruniai tiga anak: Robert (lahir 1967), Lucy (lahir 1969), dan Timothy (lahir 1979). Hawking kemudian menikahi perawatnya, Elaine Mason (sebelumnya menikah dengan David Mason, perancang komputer bicara Hawking), pada tahun 1995. Pada Oktober 2006, Hawking meminta bercerai dari istri keduanya.
..Mengenai Perempuan. Mereka adalah suatu misteri yang komplit.’ – Stephen Hawking, New Scientis, 2012.
Stephen Hawking Seorang Atheis
Stephen Hawking mengambil posisi agnostik dalam duduk perkara agama. Ia sudah menggunakan kata “Tuhan” (secara metaforis) untuk menggambarkan poin dalam buku-buku dan pidatonya. Mantan istrinya, Jane, menyatakan ketika proses perceraian bahwa Hawking yaitu seorang ateis.
Hawking menyatakan bahwa dia “tidak religius secara nalar sehat” dan beliau percaya bahwa “alam semesta dikelola oleh hukum ilmu pengetahuan atau sains. Hukum tersebut mungkin dibuat oleh Tuhan, namun Tuhan tidak melaksanakan intervensi untuk melanggar hukum. Hawking membandingkan agama dan ilmu pengetahuan pada tahun 2010, menyatakan:
Terdapat perbedaan fundamental antara agama, yang berdasarkan pada otoritas, [dan] ilmu pengetahuan, yang menurut pada pengamatan dan alasan. Ilmu pengetahuan akan menang alasannya memang terbukti.”
Pada September 2010, The Telegraph melaporkan, “Stephen Hawking sudah menyatakan bahwa Tuhan bukan pencipta alam semesta”. Hawking menulis dalam bukunya, The Grand Design, bahwa
Karena adanya hukum seperti gravitasi, tata surya dapat dan akan membentuk dirinya sendiri. Penciptaan impulsif ialah alasannya adalah mengapa sekarang ada ‘sesuatu’ dan bukannya kehampaan, mengapa alam semesta ada dan kita ada. Tidak perlu memohon terhadap Tuhan untuk memulai semuanya dan menggerakan alam semesta.”
Banyak orang yang mengajukan pertanyaan-tanya tentang tingkat kecerdasan (IQ) dari Stephen Hawking, tetapi Hawking sendiri tidak terlampau peduli soal itu. Ketika ditanyakan mengenai IQnya pada tahun 2004, Hawking menjawab, “Saya tidak tahu. Orang yang membanggakan IQnya adalah seorang pecundang.”
Buku karangannya ‘A Brief History of Time’ termasuk dalam daftar best seller di Sunday Times London selama 4,5 tahun. Selama hidupnya, Stephen Hawking banyak menyumbangkan pemikirannya dalam bidan fisika kuantum. Terutama teori-teori mengenai kosmologi, teori lubang hitam, gravitasi kuantum dan radiasi Hawking. Di tahun 2010 Hawking bareng Leonard Mladinow menyusun buku The Grand Design.