TintaTeras

15 Pola Teks Anekdot Singkat Beserta Struktur

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Apakah kau pernah mendengar ungkapan anekdot? Istilah ini mengacu pada cerita lucu, namun berbeda dengan humor. Lantas, mirip apa bentuk anekdot itu? Mari kita ulas lebih lanjut bareng pola teks anekdot beserta strukturnya berikut ini!

Sebagai berita suplemen, anekdot ialah bahan pelajaran di sekolah. Tepatnya materi bahasa Indonesia kelas 10 sekolah menengah atas (SMA) atau yang sederajat. Memahami tentang teks anekdot ini sungguh penting, sebab dari situ kita mampu menyaksikan suatu keadaan dari sudut pandang yang berlawanan.

Pengertian Teks Anekdot?

contoh teks anekdot beserta strukturnya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata anekdot memiliki makna sebagai kisah singkat yang mempesona sebab menyimpan kelucuan sekaligus mampu membuat orang yang membacanya terkesan. Biasanya, dongeng yang dibuat selaku anekdot yakni dongeng wacana orang penting atau populer, serta didasarkan pada kejadian sebetulnya.

Di samping itu, anekdot umumnya juga dibentuk sebagai bentuk kritik serta sindiran. Hal tersebut bisa berkaitan dengan berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari hingga dilema yang lain yang lebih kompleks, seperti politik, aturan, dan sebagainya.

Nah, untuk mengerti ihwal teks anekdot ini lebih lanjut, kau mampu mempelajarinya dari contoh teks anekdot beserta strukturnya secara pribadi. Upaya tersebut akan jauh lebih gampang dimengerti.

Struktur Teks Anekdot

Untuk menciptakan teks anekdot yang memikat, terdapat beberapa aturan yang berlaku. Salah satunya yakni dengan menerapkan struktur teks anekdot secara tepat dan lengkap. Lantas, apa saja struktur teks anekdot itu?

Mengutip dari Sumber Belajar Kemdikbud, ada lima bagian penting dalam struktur teks anekdot. Berikut ialah penjelasannya!

  • Abstrak, bagian pembuka yang umumnya berfungsi menawarkan gambaran terkait teks anekdot. Selain itu, absurd lazimnya juga memberikan beberapa hal unik yang bakal timbul di dalam teks, tanpa menunjukkan spoiler.
  • Orientasi, bagian permulaan yang memberikan latar belakang insiden dari teks atau cerita anekdot yang dibuat.
  • Krisis, bagian inti dongeng. Di sini biasanya diterangkan tentang suatu kejadian atau duduk perkara yang unik dan dapat menarik minatorang lain.
  • Reaksi, proses solusi persoalan dalam dongeng atau upaya yang dilaksanakan untuk menghadapi problem yang disebut dalam bab krisis.
  • Coda, bagian tamat kisah. Isinya mampu berupa kesimpulan maupun penjelasan terkait nasihat dongeng yang dipaparkan.

Perbedaan Teks Anekdot dan Humor

contoh teks anekdot beserta strukturnya

Seperti yang telah disinggung di atas, teks anekdot dan humor sama-sama ialah kisah lucu. Namun, keduanya tidak sama persis. Berikut ialah beberapa perbedaan antara teks anekdot dan humor yang penting untuk diketahui semoga mampu semakin mengetahui contoh teks anekdot beserta strukturnya.

  • Dari aspek ide dongeng, anekdot didasarkan pada insiden konkret atau sesuai realitas kehidupan, sementara humor hanyalah rekaan.
  • Dari faktor isi, anekdot lebih banyak menyoroti tokoh publik dan kebijakannya, sementara humor cuma sebatas persoalan kehidupan sehari-hari.
  • Dari faktor fungsi komunikasi, anekdot bersifat memberikan kritik atau sindiran, sementara humor cuma sebagai hiburan.
  • Dari aspek bentuk, anekdot mempunyai struktur yang jelas, sementara humor bebas.

Contoh Teks Anekdot Singkat

Ada aneka macam pola teks anekdot yang mampu dibaca guna memperbesar inspirasi dalam kehidupan. Ulasan di bawah ini adalah beberapa contoh teks anekdot beserta strukturnya. Silakan dibaca dan dipelajari baik-baik untuk makin mengerti ihwal teks anekdot.

1. Salah Tangkap

Pada suatu hari, sedang digelar suatu persidangan tindakan melawan hukum korupsi di pengadilan. Di sana ada hakim, jaksa penuntut lazim (JPU), tersangka, pengacara, saksi, hingga peserta sidang. Persidangan pun berlangsung tanpa kendala, hingga pada sesi investigasi terhadap saksi oleh JPU.

“Apa betul Saudara sudah menerima uang sebesar Rp1 triliun untuk membuat komitmen khusus dalam perkara ini?” tanya JPU.

Ditunggu beberapa saat, saksi cuma diam. Lalu, sang hakim pun menawarkan reaksinya. “Pak, jangan diam saja! Jawab pertanyaan yang diajukan oleh JPU!” perintah hakim pada saksi.

Seketika, saksi pun menjadi ketakutan. Ia buru-buru menyampaikan, “Maafkan saya, Yang Mulia, aku kira pertanyaan JPU tadi ditujukan kepada Anda.”

Mendengar itu, hakim dan semua yang ada di ruangan persidangan geleng-geleng kepala sambil tersenyum tipis. Ternyata saksi itu salah menangkap maksud JPU.

  • Hikmah acuan teks anekdot beserta strukturnya yang berjudul Salah Tangkap di atas adalah, kita harus fokus ketika sedang melaksanakan sesuatu. Terutama saat mendengarkan ucapan orang, sehingga tidak terjadi salah tangkap informasi yang menjadikan miskomunikasi.

2. Naik Mobil Mewah

Di sebuah bank, ada wanita ajaib yang berniat mengajukan pertolongan duit. Kenapa aneh? Sebab wanita itu datang naik mobil mewah, sementara uang yang dipinjamnya cuma Rp10 juta, jauh di bawah harga mobil tersebut.

Ia bahkan menyebabkan mobilnya selaku jaminan, dan akan ia lewati di bank tersebut. Pihak bank pun mengabulkan permohonannya.

Beberapa bulan lalu, ketika sudah jatuh tempo untuk melunasi pemberian, perempuan itu datang lagi ke bank. Ia mengeluarkan uang perlindungan Rp10 juta dan bunganya. Pegawai bank pun heran, lalu mengajukan pertanyaan, “Mengapa Anda harus mengajukan pertolongan, sementara kendaraan beroda empat Anda semewah ini?”

Wanita itu menjawab dengan enteng, “Saya baru saja dari Amerika sebab ada pekerjaan di sana. Lalu, selama aku tinggal, mobil ini tak ada yang menjaganya. Jika mesti dititipkan di penitipan mobil, pasti mahal. Di sini, aku bisa titip kendaraan beroda empat dengan ongkos lebih murah, cuma sebesar bunga dari sumbangan saya.”

  • Hikmah pola teks anekdot beserta strukturnya yang berjudul Naik Mobil Mewah ini yaitu, kita mesti bertindak pandai dalam melaksanakan sesuatu biar mampu menerima hasil yang lebih baik atau istimewa.

3. Pengemis Dermawan

Suatu sore, Andi melihat kakek pengemis yang terlihat sangat kesusahan. Ia pun merasa iba dan bermaksud memberi uang pada pengemis itu. Namun, duit yang dipegangnya cuma Rp10 ribu, dan beliau cuma ingin beramal sebanyak Rp5 ribu. Lalu, Andis punya ilham cemerlang.

“Kek, ini ada sedikit rezeki buat Kakek. Tolong diterima, dan tolong dikembalikan  setengahnya ya, Kek!” ujar Andi sambil memberi selembar uang Rp10 ribu pada kakek pengemis.

“Terima kasih, Nak. Ini kembaliannya,” balas sang kakek sambil memberikan uang sebanyak Rp9 ribu.

Lho, kok Rp9 ribu, Kek? Saya kan minta kembalian Rp5 ribu saja. Ini kelebihan,” kata Andi.

“Tidak apa-apa, Nak. Anggap saja yang Rp4 ribu sedekah dari Kakek.” Mendengar itu, Andi hanya bisa melamun.

  • Contoh teks anekdot beserta strukturnya yang berjudul Pengemis Dermawan ini cukup mindblowing, namun ada hikmahnya. Jangan menilai seseorang dari penampilannya. Bisa jadi, seseorang yang terlihat susah, kondisinya justru lebih baik dibandingkan dengan kita. 

4. Jangan Terlalu Dalam

Suatu hari ada seorang cowok yang sedang menuntut keadilan atas sebuah perkara. Ia berkali-kali memohon kepada hakim agar tuntutannya dipenuhi. Namun, sang hakim tidak pernah mengabulkannya.

Di segi lain, sang perjaka tahu etika hakim; sering mendapatkan suap. Tanpa suap, mustahil beliau akan mengabulkan permintaan. Akhirnya, sang cowok yang kesal pergi ke sangkar sapi, mengambil kotoran dan memasukkannya ke tong hingga hampir penuh.

Setelah itu, sang pemuda mengoleskan mentega di atas kotoran tersebut setinggi beberapa sentimeter, dan membawanya terhadap hakim. Mendapat satu tong mentega, sang hakim pun tersenyum bahagia. Ia berkata, “Tenang, tidak perlu berpikir terlalu dalam. Jika sudah begini, persoalanmu dijamin akan secepatnya akhir.”

Sang cowok tersenyum tipis. Ia kemudian berlalu sambil berkata. “Iya, seperti kata-kata yang Anda ucapkan sendiri, jangan terlalu dalam.”

  • Hikmah teladan teks anekdot beserta strukturnya yang berjudul Jangan Terlalu Dalam adalah, orang yang tidak jujur, cepat atau lambat, pasti akan menerima ganjaran atas tindakan yang dia lakukan.

5. Tenda Hilang

Akhir pekan ini Tomi dan Budi berkemah. Mereka pun membangun satu tenda untuk ditempati bersama. Pada malam hari, saat keduanya tidur di dalam tenda, Tomi terbangun dan segera membangunkan Budi. “Budi, bangkit! Coba kau lihat!” teriak Tomi.

Budi yang masih setengah sadar menjawab, “Lihat apa? Aku cuma lihat ada banyak bintang di langit.”

“Kalau gitu, artinya apa?” Tomi lanjut bertanya.

“Artinya malam ini indah, coba lihat itu ada rasi bintang scorpio, manis sekali.” Budi lalu membicarakan rasi bintang dan benda-benda langit lainnya.

Hei, sadar! Kalau kau tidur di dalam tenda, pasti kau tidak akan melihat bintang. Jika bisa melihat, artinya tenda kita hilang! Tenda kita dicuri!” teriak Tomi, hal itu membuat Budi seketika jadi gagap.

  • Hikmah contoh teks anekdot beserta strukturnya yang berjudul Tenda Hilang yaitu, fokus untuk mengetahui situasi itu sangat penting. Jangan suka meracau bila memang belum tahu kondisi bekerjsama.

6. Baju Termahal

Di teras rumah, dua teman sedang mengobrol. Mereka yakni Reno dan Deny. Waktu itu, tiba-tiba Deny nyeletuk, “Politisi di negeri kita ini kaya-kaya, ya. Sampai baju termahal pun mampu mereka beli.”

Reno yang tidak paham lalu bertanya, “Maksudnya baju termahal itu baju yang seperti apa?”

Deny menunjukkan layar ponsel yang menunjukkan suatu foto. “Nih, baju tahanan KPK. Baju ini mahal banget, cuma bisa dipakai oleh orang yang nyolong duit negara bermiliar-miliar.” Mendengar penjelasan Deny, Reno pun mengangguk-angguk paham.

  • Contoh teks anekdot beserta strukturnya yang berjudul Baju Termahal ini ialah sindiran bagi para koruptor. Hanya para pencuri duit negara saja yang bisa memakai baju tahanan KPK, sehingga seolah-olah itu “langsung” dan “mahal” (dalam arti negatif).

7. Penjual Kue

Saat berbelanja kue, Nella iseng mengajukan beberapa pertanyaan saat pedagang kudapan manis tersebut sedang melayani pesanan kuenya. “Sudah berapa usang, Bu, jualan kue begini?” tanya Nella.

“Sudah usang, Nak. 30 tahun lebih,” jawabnya.

“Wah, luar biasa.” Nella takjub. “Nggak capek, Bu? Apakah bawah umur ibu nggak pernah meminta ibu buat istirahat saja?”

Ibu itu tersenyum, lalu berkata, “Capek, tetapi nggak pa-pa. Namanya juga cari nafkah. Anak-anak saya semua juga telah sibuk melakukan pekerjaan . Ada yang di kampus, sekolah, kantor polisi, dan balai kota.”

“Wah, hebat sekali anak-anak ibu. Semua jadi orang sukses…”

Ibu itu kembali tersenyum. “Dibilang berhasil sih sepertinya belum ya, soalnya anak-anak saya juga kerja seperti aku di daerah-kawasan itu. Jualan kue.”

  • Contoh teks anekdot beserta strukturnya yang berjudul Penjual Kue ini tidak berniat merendahkan penjual kudapan manis. Namun, sebagai gambaran kondisi penduduk , para anak kelompok ekonomi menengah ke bawah banyak yang mengikuti jejak orang tuanya alasannya adalah tak memiliki akses pendidikan memadai.

8. Becak

Seorang tukang becak sedang diinterogasi polisi alasannya adalah melanggar rambu lalu lintas. “Apa Bapak nggak lihat tanda ini? Becak nggak boleh masuk ke sini, Pak!” kata polisi sambil menunjuk gambar rambu lalu lintas berupa becak yang disilang.

“Oh gara-gara itu saja, toh,” sahut tukang becak kalem. “Saya melihatnya dengan terang, Pak. Tapi coba amati, becak di rambu itu kan kosong. Sementara becak aku ada penumpangnya. Kaprikornus, saya kira boleh masuk,” imbuh tukang becak tersebut.  Polisi cuma mampu geleng-geleng kepala mendengar balasan si tukang becak.

  • Hikmah contoh teks anekdot beserta strukturnya dengan judul Becak ini menggambarkan wacana pentingnya mematuhi aturan yang berlaku, bukan justru membantahnya. Hal ini akan menunjukkan faedah untuk kehidupan kita.

9. Sekolah Internasional

Sebuah sekolah akan berubah status dari sekolah lazimmenjadi sekolah bertaraf internasional (SBI).  Seorang guru pun bertanya pada murid-muridnya terkait persiapan mereka untuk menyambut pergeseran ini.

Seorang murid menjawab, “Saya harus merencanakan duit yang banyak, Bu, karena jika sekolah di SBI, niscaya ongkosnya jadi mahal juga.”

Mendengar itu, sang guru berusaha memberi klarifikasi. “Maksudnya tidak seperti itu ya. SBI itu mempunyai arti sekolah kita dinilai memiliki kualitas yang cantik, semenarik sekolah-sekolah di mancanegara.

Murid itu menyahut, “Tapi bagi saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tetapi Sekolah Bertarif Internasional.”

  • Hikmah teladan teks anekdot beserta strukturnya yang berjudul Sekolah Internasional ini terkait kritikan untuk sekolah-sekolah internasional yang lazimnya mempunyai biaya mahal, padahal kualitasnya belum tentu yang terbaik. 

10. Ekskul 

Dalam program sosialisasi ekstrakurikuler atau ekskul di sekolah, seorang murid mengajukan pertanyaan, “Pak, memangnya apa manfaat ikut ekstrakurikuler?” Sang guru pun memperlihatkan tanggapan. Menurutnya, ikut ekskul itu mempunyai banyak faedah. Ekskul bisa melatih kedisiplinan, tanggung jawab, kepemimpinan, dan sebagainya.

Setelah itu, seorang murid lain pribadi menimpali. “Termasuk untuk memperbesar uang saku, ya, Pak?”

  • Contoh teks anekdot beserta strukturnya yang berjudul Ekskul ini memiliki hikmah bahwa setiap acara bergantung pada niatnya. Jika niat mulanya baik, acara niscaya akan berlangsung baik pula. Namun, jika sebaliknya, tujuan utama aktivitas pasti tidak akan tercapai.

11. Kabel Telepon

Di hari pertama membuka kantor agen perumahan, seorang pria berjulukan Rendi pribadi menerima tamu. Lalu, demi tampakprofesional, Rendi pun berpura-pura bertelepon dengan telepon rumah di kantor tersebut, seolah-olah ada orang yang ingin berbelanja rumah darinya.

Si tamu pun menunggu hingga Rendi simpulan menghubungi. Lalu, sehabis menutup telepon, Rendi menyapa tamu tersebut dengan ramah. Si tamu pun balik menyapa, dan menyampaikan, “Mohon maaf, saya petugas teknisi telepon, tiba ke sini untuk memasang kabel telepon di kantor ini.”

Seketika, Rendi pun bengong. Ia malu tertangkap tangan pura-pura telepon, alasannya kabelnya memang belum di pasang.

  • Hikmah acuan teks anekdot beserta strukturnya yang berjudul Kabel Telpon ini ialah, kita tidak perlu berpura-pura melaksanakan sesuatu demi tampak ahli. Lebih baik tampil apa adanya.

12. Obrolan di Pesawat

Ketika naik pesawat bareng , tiga orang dari negara yang berbeda saling menunjukkan kehebatannya negara masing-masing. Orang pertama yang berasal dari Amerika bilang, “Lihat, kita sedang berada di atas New York! Patung Liberty seolah bisa kupegang.”

Beberapa ketika lalu, orang kedua yang berasal dari Prancis berkata, “Lihat, kini kita di atas Paris. Menara Eiffel seolah bisa kupegang.”

Setelah itu, orang ketiga yang berasal dari Indonesia membalas. “Kita kini ada di atas Tanah Abang.” Kedua orang yang lain bertanya nyaris serempak, “Bagaimana mampu tahu, apa yang seolah kau pegang?”

Orang Indonesia itu menjawab sambil mengajukan pergelangan tangannya yang kosong. “Ini, jam tangan saya hilang.” Kedua bule itu pun termenung resah.

  • Contoh teks anekdot beserta strukturnya yang berjudul Obrolan di Pesawat ini ialah bentuk sindiran bahwa di Tanah Abang memang banyak copet, sehingga itulah yang sangat identik dengan kawasan tersebut.

13. Keledai 

Seorang pengusaha kaya gres saja membeli sembilan ekor keledai. Ia kemudian menenteng keledai itu pulang dengan menaiki salah satunya. Sementara delapan keledai yang lain, mengikuti di belakang.

Di tengah perjalanan, usahawan itu menghitung keledainya. “Satu, dua, tiga … delapan. Lho, kok cuma ada delapan? Mana yang satunya?” Pengusaha itu kebingungan, kemudian ia turun dari keledai yang ditungganginya dan kembali menghitung. Ah, ternyata jumlahnya benar, ada sembilan.

Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan dan kembali mengkalkulasikan keledainya dengan cara yang sama. Hal itu dia ulangi berkali-kali, sampai ia berjumpa dengan temannya. Pengusaha itu pun bercerita, “Setiap kali saya mengkalkulasikan keledai dari atas keledai yang kutunggangi, jumlahnya ada delapan. Namun, jika kuhitung dari bawah, jumlahnya jadi sembilan.”

Temannya itu tertawa. “Kalau bagiku, sekarang bukan cuma ada sembilan keledai, namun 10. Ini keledai yang ke-10,” katanya sambil menunjuk si pengusaha.

  • Contoh teks anekdot beserta strukturnya yang berjudul Keledai ini memberi pesan tersirat terhadap kita biar tidak terlalu polos dan naif. Hal yang sangat sederhana mirip mengkalkulasikan jumlah keledai saja si pengusaha tak bisa, apalagi yang yang lain.

14. Modal Huruf

Seorang guru mengetes hafalan karakter yang sebelumnya diberikan kepada para siswa. Alif, salah satu murid menyebutkan beberapa huruf yang telah dihafalnya dengan lantang. Dimulai dari C, kemudian D, E, dan F. Setelah itu, Alif menyebut G, A, B, dan C.

Sang guru resah, kenapa Alif cuma menyebutkan delapan abjad. Itu pun ada dua yang serupa. Alif pun menerangkan bahwa dengan modal delapan abjad itu dia mampu jadi musisi hebat, jadi tak perlu yang yang lain.

  • Contoh teks anekdot beserta strukturnya yang berjudul Modal Huruf  ini menceritakan tentang seseorang yang tidak mampu memahami konteks dilema. Jawaban si murid tidak cocok konteks, walau tujuannya dapat dipahami, bahwa abjad-karakter tersebut merupakan tanda nada. Namun, itu bukan duduk perkara yang ditanyakan.

15. Tukang Roti

Pagi ini Nisa ingin berbelanja roti dari tukang roti keliling. Saat tukang roti tiba, beliau secepatnya memanggilnya. “Pak, ada roti apa saja?” sapa Nisa.

“Macam-macam Kak. Ini nanas, ini stroberi, kalau yang itu srikaya. Pilih yang mana?”

Nisa memutar bola matanya. “Saya mau beli roti, Pak, bukan buah. Malah ditawari buah. Nggak jadi beli deh,” ucapnya, lalu pergi meninggalkan tukang roti yang kini menampakkan lisan kebingungan.

  • Hikmah yang bisa diambil dari contoh teks anekdot beserta strukturnya yang berjudul Tukang Roti ini yaitu, kita perlu menjawab suatu pertanyaan dengan jawaban yang terang, tidak ambigu. Dengan demikian, tidak akan menjadikan kesalahpahaman.

Itulah 15 pola teks anekdot beserta strukturnya sekaligus dilengkapi klarifikasi hikmahnya. Semoga bisa menunjukkan pandangan baru bagi kau yang membaca, sehingga dapat menjadi pribadi yang kian bijak dalam merespon suatu hal.

Artikel Menarik Lainnya: