TintaTeras

1000 Kata Baku Dan Tidak Baku

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram

Sebagai pengguna bahasa Indonesia yang bagus, penting bagi kita untuk mengerti perbedaan antara kata baku dan tidak baku. Penggunaan kata baku sangat penting dalam penulisan supaya goresan pena lebih formal, terperinci, dan teratur. Di dalam Bahasa Indonesia, terdapat banyak kata yang sering keliru digunakan alasannya adalah tidak mengamati hukum baku. Berikut adalah daftar kata baku dan tidak baku yang perlu kita pahami:

Kata Baku

  1. Mengapa: Bukan “kenapa”
  2. Bagaimana: Bukan “gimana”
  3. Masa depan: Bukan “kurun dpn”
  4. Sejarah: Bukan “sjrh”
  5. Kemarin: Bukan “kmrn”
  6. Pernah: Bukan “perna”
  7. Pacar: Bukan “pacal”
  8. Tanggal: Bukan “tangal”
  9. Karyawan: Bukan “karyawab”

Daftar kata baku tersebut merupakan teladan kata-kata yang sering dipakai sehari-hari namun sering diucapkan atau ditulis secara tidak baku. Hal ini bisa mensugesti kesan dari goresan pena atau tuturan kita, sehingga penting untuk memperhatikan penggunaan kata baku dengan baik.

Kata Tidak Baku

  1. Bareng: Seharusnya “bersama”
  2. Yg: Seharusnya “yang”
  3. Males: Seharusnya “malas”
  4. Bgt: Seharusnya “banget”
  5. Bsk: Seharusnya “besok”
  6. Mending: Seharusnya “lebih baik”
  7. Bskl: Seharusnya “besoklah”

Contoh kata tidak baku di atas sering ditemui dalam percakapan sehari-hari atau media umum. Meskipun penggunaannya sudah lazim, kita seharusnya tetap mengutamakan penggunaan kata baku dalam penulisan resmi atau formal. Hal ini akan memperlihatkan kesan yang lebih baik dalam komunikasi goresan pena kita.

Pentingnya Penggunaan Kata Baku

Penggunaan kata baku dalam penulisan sangat penting supaya tulisan tampaklebih kompeten dan terorganisir. Ketika kita menggunakan kata baku, akan tampakbahwa kita menghargai dan memahami aturan dalam berbahasa. Selain itu, penggunaan kata baku juga memudahkan pembaca untuk memahami isi goresan pena tanpa terusik oleh kesalahan ejaan atau pengucapan.

Sebagai contoh, kalau kita memakai kata “tanggal” selaku kata baku, pembaca akan dengan mudah mengerti arti dari kata tersebut. Namun, jikalau kita menggunakan kata tidak baku mirip “tangal”, pembaca mungkin akan mengalami kesusahan dalam mengerti tulisan kita dan menganggapnya kurang serius.

Strategi Menggunakan Kata Baku

Untuk memajukan kemampuan menggunakan kata baku, ada beberapa taktik yang bisa kita terapkan:

  1. Membaca Banyak Buku: Dengan membaca buku, kita akan terbiasa dengan penggunaan kata baku yang benar.
  2. Belajar Bahasa Indonesia Secara Aktif: Melalui kursus atau pelatihan bahasa, kita bisa memperbaiki penggunaan kata baku.
  3. Menggunakan Kamus Bahasa Indonesia: Kamus dapat menjadi referensi yang baik untuk memeriksa apakah sebuah kata tergolong baku atau tidak.
  4. Berkomunikasi dengan Benar: Dalam percakapan sehari-hari, berusahalah untuk menggunakan kata baku agar terbiasa dengan penggunaannya.

Dengan menerapkan strategi di atas secara konsisten, kita akan makin terampil dalam menggunakan kata baku dan bisa menuliskan goresan pena dengan lebih baik.

Kesimpulan

Memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku ialah langkah penting dalam meningkatkan kesanggupan berbahasa Indonesia. Dengan menggunakan kata baku, kita akan tampaklebih serius dalam berkomunikasi secara tertulis dan tertata dengan baik. Hindari penggunaan kata tidak baku dalam tulisan formal atau resmi, dan senantiasa perhatikan hukum ejaan dan tata bahasa yang benar.

Dengan mengikuti aturan penggunaan kata baku, kita mampu mengembangkan kualitas tulisan kita dan memberikan kesan yang lebih baik kepada pembaca. Teruslah belajar dan berlatih untuk menggunakan kata baku dengan benar, sehingga kita dapat menjadi pengguna bahasa Indonesia yang baik dan terampil.

Artikel Menarik Lainnya: