Secara normal dan biasa , hampir pekerjaan memang memiliki tingkat frustasi yang serupa. Namun bila kau berada di lingkungan kerja yang toxic, hal lazim dan wajar jelas tidak berlaku.
Setiap pekerjaan pasti punya tekanan dan beban kerja, saya setuju dengan hal ini. Tapi..
Jikalau mau berangkat kerja atau bahkan gres kebayang aku sudah menciptakan tubuh capek, demam, merinding, khawatir, ini artinya pekerjaan yang sedang dijalani punya duduk perkara.
Kabar buruknya, hal demikian menjadi salah satu ciri bahwa tempatmu berkerja adalah lingkungan kerja yang toxic.
Lantas apa saja yang menjadi ciri ciri lingkungan kerja toxic? Berdasarkan analisis dan pengalaman yang lumayan, aku menjabarkannya menjadi 8 ciri.
Daftar Isi:
8 Ciri-ciri Lingkungan Kerja yang Toxic
Meski mungkin masih ada ciri yang tak disebutkan, namun secara lazim, tempat kerja yang sudah toxic memiliki ciri sebagai berikut:
1. Menganut Sistem Kekeluargaan
Saya yakin kamu pernah membaca suatu lowongan pekerjaan, atau sedang interview, dan pihak HRD menjelaskan bahwa perusahaannya menganut sistem kekeluargaan.
“Kekeluargaan” adalah ciri pertama yang layak kau ingatlah. Jika ada perusahaan yang menulis atau mempunyai semboyan demikian, kamu wajib curiga!
Lho, bukannya anggun ya? Karena kita akan menjadi keluarga? Akrab gitu?
Nah ini dia, memang betul kamu akan menjadi bersahabat dengan siapapun. Dengan kolega, dengan divisi lain, bahkan dengan atasan.
Faktanya, keakraban ini yang kemudian menyebabkan dilema.
Kamu akan kian sukar untuk berkata “tidak” terhadap kolega maupun atasan.
Kekeluargaan artinya menetralisir batas-batas formal yang ada di lingkungan kerja.
Tidak ada Batasan, balasannya menjadi kerja tanpa batas.
Biasanya, konsep kekeluargaan akan membuatmu sukar menerima hak-hak normative dalam suatu lingkungan kerja.
Contoh:
Susahnya untuk mengambil hak cuti.
2. Pekerjaan Mengganggu Pikiran sampai Kehidupan Pribadi
Ciri ciri lingkungan kerja yang toxic berikutnya adalah suatu hal yang hanya mampu dirasakan oleh kau yang merasa pekerjaanmu tak ada habisnya.
Ragamu telah datang di rumah, namun anggapan tetap mempertimbangkan pekerjaan yang taka da habisnya.
Seharusnya kamu mampu menikmati waktu berleha-leha atau melaksanakan hal lain, tetapi hal itu yaitu suatu kemewahan.
3. Lembur Setiap Hari
Jika kau berfikir lembur setiap hari yaitu suatu prestasi, maka fikiran ini dalah salah besar.
Ya, memang tidak ada yang salah dengan lembur.
Tapi dikala kamu punya hal lain yang mesti dijalankan di rumah, hal ini menjadi satu hal yang tidak lagi mampu dibenarkan.
Hal ini juga memberikan ada yang salah dalam perusahaan tersebut. Entah kekurangn SDM, atau beban pekerjaan yang overload atau tidak kongkret.
Lembur dikala butuh! That’s the best choice, but not every day!.
4. Turn Over Tinggi (Karyawan Keluar Masuk)
Mungkin kamu pernah menemui suatu perusahaan yang membuka lowongan setiap saat di portal pencari kerja mirip Jobstreeet misalnya.
Apalagi, posisi yang dibuka adalah yang itu-itu saja. Fix, ada hal yang salah di sana.
5. Atasan yang Buruk
Seperti apa acuan atasan yang buruk?
Kira-kira begini contohnya: apapun kondisinya, atasan senantiasa benar, dan bawahan wajib tunduk mengikuti apa yang sudah menjadi titahnya.
Semena-mena dalam menunjukkan arahan dan tugas.
Jika kamu pikir atasan yang seperti ini hanya ada di Indosiar, maka anggapanmu tidak benar. Karena hal ini kasatmata adanya, dan mungkin saja akan kau temui nantinya.
Dalam beberapa masalah, atasan yang buruk juga timbul karena dari tingkat top management yang juga bernada serupa.
Sehingga apa yang bantu-membantu buruk tidak nampak lagi menjadi hal yang jelek.
Atasan yang buruk juga akan membuat kamu sukar untuk meningkat . Karena tidak ada kepercayaan dan kebebasan untuk berekspresi dan meningkat .
6. Kurangnya Empati Sesama Rekan Kerja
Ciri lingkungan kerja yang toxic selanjutnya dalah kurangnya empati dari sesama rekan kerja.
Kamu akan menemui rekan kerja yang hobinya cari paras , dan show off di depan atasan.
Keberanian untuk mengakui kesalah dan saling support dalam suatu tim akan sukar di peroleh. Hal ini dikarenakan setiap individu cuma berfikir pada apa yang mereka hadapi.
Jika kamu salah, kau bukan menerima perlindungan maupun panduan, namun kamu akan menerima kemarahan.
Dan parahnya rekanmu akan mengatakan bahwa itu semua salahmu.
7. Pilih Kasih yang Mencolok
Dalam satu lingkungan kerja, kau akan menemui bagaimana sikap pilih kasih sangat mencolok dan kasat mata.
Ketika si A bersahabat dengan atasan maka karir dan jabatan yang mau diterima makin cepat dan baik.
Jika kau orang yang idealis, maka tempat kerja yang mirip tidak akan cocok denganmu.
8. Tanggung Jawab Pekerjaan tidak ada Batas
Ada banyak perusahaan yang memang tidak mempertimbangkan kehidupan pribadi karyawannya. Entah itu malam, entah itu hari libur, selama sebuah pekerjaan itu menjadi tanggung jawabmu maka kau mesti siap bertanggung jawab kapanpun dan dimanapun.
Meski tidak semua, perusahaan yang demikian lazimnya begerak di bidang produksi dan menerapkan 3 shift dalam sepekan.
Sehingga memang tidak ada jeda waktu perusahaan beroperasi.
Nah itulah ciri-ciri perusahaan atau lingkungan kerja yang toxic. Kini saatnya berbicara mengenai cara bertahan di lingkungan kerja yang toxic.
Hal ini juga akan membautmu tidak mampu cuti, meski cuti yakni hak yang bisa kau ambil. Namun, siapa pun akan sibuk dengan pekerjaannya amsaing masing, tidak ada yang akan dan bisa membackup pekerjaanmu selama kamu cuti.
7 Cara Bertahan di Lingkungan Kerja yang Toxic
Berada di lingkungan kerja yang mirip ini memang bukan suatu opsi dan keinginan. Ada hal yang mungkin tidak mampu diceritakan dan diungkapkan sehingga membuat kamu tidak mampu segera beranjak dari sana.
Untuk kau yang memilih bertahan, berikut adalah cara paling ampuh yang bisa kamu coba:
1. Sesungguhnya Bersama Kesulitan ada Kemudahan
Jika kau beragama Islam hal ini sudah dijelaskan dalam surat Al Insyirah ayat 5 & 6. Bisa jadi apa yang sedang kamu alami ini hanya hal buruknya saja yang tampak oleh mata.
Sedangkan jelas diterangkan bahwa kemudahan tiba Bersama kesusahan.
Jadi yang perlu kau kerjakan yaitu tetap optimis dan lapang dada dengan yang kau jalani.
Tetap semangat dan sambil melamar kerja di tempat yang lain pastinya. Ingat, Allah tidak akan merubah nasib sebuah kaum, kecuali dia sendiri yang merubahnya.
So, keep faktual dan semangat.
2. Perkuat Alasan
Cara bertahan di lingkungan kerja toxic berikutnya yaitu memperkuat alasan mengapa kau harus tetap di sana.
Entah itu karena ada keluarga yang harus dinafkahi, atau kamu yakin masih banyak hal faktual yang masih bisa menjadi alasan kua tuntuk tinggal.
Dengan begitu, kamu menjadi punya alasan yang berpengaruh untuk tetap berangkat esok hari.
3. Jangan Masukan Hati
Tempat kerja yang beracun memang sudah menilai hal demikian adalah hal yang umum. Jadi yang berharap kamu akan mendapatkan simpati.
Salah satu cara supaya kamu berpengaruh bertahan yaitu dengan tidak memasukkan hati setiap perkataan, perilaku yang kamu temui di kantor.
Dengarkan lewah telinga kanan, keluarkan leawat telinga kiri. Apa yang kau terima di kantor, segera lupakan sesampainya di rumah.
Memang akan susah di permulaan, tetapi itu yaitu cara terbaik jikalau kamu hendak bertahan.
4. Selesaikan Semua Pekerjaan di Kantor
Selesaikan semua pekerjaanmu simpulan di kantor saja. Tetap bekerja dengan sungguh-sungguh dan semangat. Tinggalkan semua energi negatif yang kamu jumpai di kantor tetap berada di meja kerjamu.
Jangan menciptakan celah untuk kau dikejar-kejar sebab pekerjaan yang menumpuk.
Pulang dan kumpulkan Kembali energi kasatmata dengan cara beristirahat yang cukup. Lupakan sejenak semua pekerjaan yang mengganggu asumsi, bila perlu matikan hp untuk membuatmu tetap relaks.
5. Menyebarkan Energi Positif
Percayalah, meski kamu bekerja di kawasan yang beracun, kamu mesti tetap membagikan energi konkret.
Setidaknya, kamu mampu menciptakan suatu ruang lingkup lebih kecil yang dikelilingi oleh orang-orang yang aktual juga.
Kamu mampu punya sekutu kan … hehe
6. Brave to Say NO
Kelemahan orang Indonesia adalah rasa tidak yummy untuk menolak seruan yang dasarnya justru menciptakan beliau kewalahan.
Agar pekerjaan tidak mengganggu kehidupan pribadimu, maka kamu perlu membuat Batasan. Hal ini memang tidaklah gampang, tetapi ini yaitu hak yang kau miliki.
Kamu tidak salah untuk menerima hak yang sebaiknya kau dapat. Jangan takut untuk dikucilkan alasannya memang itu hak mu.
7. Rencanakan Resign
Banyak yang saya pribadi temui di daerah kerja yang mengandung toxic berkata bahwa mereka tidak lagi betah dan ingin segera pindah.
Namun yang mereka lakukan justru kebalikannya. Semua cuma ucapan dan unek-unek sepanjang waktu tanpa aksi yang jelas.
Bertahan boleh, tetapi ada baiknya tetap menimbang-nimbang bahwa bahu-membahu ada banyak kok yang lebih baik.
Makara jangan berhenti untuk punya recana mundur untuk maju. Tetap melamar kerja ditempat lain namun lebih pilih-pilih.
Hal yang perlu kau sadari juga, ternyata aktif melamar kerja dapat menciptakan kamu tetap berfikrian aktual karena ada impian baru di sana.
Kita telah membicarakan beberapa ciri dan acuan lingkungan kerja toxic, bahkan cara untuk bertahan.
Namun untuk keluar dari lingkungan kerja toxic memang tidaklah gampang. Satu satunya cara yaitu dengan mencari kawasan kerja gres yang lebih baik.
Percayalah bahwa kita datang ke suatu perusahaan yang telah demikian kondisinya tidak serta merta kita mesti menjadi pahalawan yang memperbaiki yang telah rusak.
Terkadang cara terbaik yakni dengan tidak bertahan di sana.
Itulah penjelasan perihal cara bertahan di lingkungan kerja toxic. Dalam beberapa bab, aku sendiri juga mengalami sehingga terdapat penulisan yang emosional. Salam dan tetap semangat.